Senin, 30 Januari 2012

5 tips menjaga keseimbangan antara sahabat dan pacar...

Banyak yang berkata pacar bisa berganti tapi sahabat tak akan pergi. Kenyataannya, tak sedikit pula persahabatan yang bubar karena kehadiran pacar.Sahabat dan kekasih memang sama-sama penting dalam hidup Anda. Namun dua bagian penting dalam hidup Anda ini seringkali tak sejalan, apalagi jika sang sahabat masih belum berpasangan. Perubahan sikap Anda setelah punya pacar atau sifat sang kekasih yang tak disukai sahabat bisa memicu konflik antara Anda dan sahabat.
1. Membagi waktu
Teman, keluarga, pacar, pekerjaan atau sekolah, semuanya membutuhkan perhatian Anda. Terkadang sulit membagi diri untuk sedemikian banyak kepentingan atau tuntutan. Keseimbangan merupakan hal yang penting.

Akhir pekan mungkin saja Anda sudah sepenuhnya milik pacar atau keluarga. Tapi jangan lupa Anda tetap menyisihkan waktu untuk memberi perhatian kepada sahabat. Jangan sampai Anda dicap hanya menghubungi kalau lagi butuh.

Jika memang sulit mencari waktu bertemu, tetap hubungi dia dan tanyakan kabarnya. Berkat kemajuan teknologi, Anda punya banyak kemudahan dalam hal ini. Telepon, pesan singkat, chatting, atau jejaring sosial bisa dimanfaatkan untuk tetap menjaga hubungan baik dengan sahabat. Jangan sampai ia merasa dilupakan atau ditinggalkan setelah Anda memiliki kekasih.

2. Topik yang membosankan

Jika Anda bertemu atau berbicara lewat telepon, tanyakan kabarnya dan perkembangan belakangan ini. Hindari terlalu banyak bercerita tentang pacar hingga membuatnya kesal. Jangan melulu membanggakan romantisnya si pacar, betapa perhatiannya dia, dan betapa Anda sangat mengaguminya. Sahabat Anda mengerti Anda sedang jatuh cinta, tapi terus mencekoki dia dengan pembicaraan tentang si pacar pasti lama-lama membuatnya muak.

Ketika pergi bersama, tidak perlu memamerkan kapan terakhir kali Anda dan pacar mengunjungi tempat tersebut dan mengaitkan hampir semua hal dengan si pacar. Lama-kelamaan sahabat Anda akan bosan dan malah menjauhi Anda. Jaga perasaan sang sahabat dan hargai dia sebagai teman bicara yang seimbang.


3. Melibatkan dalam konflik

Konflik antara Anda dan kekasih sebaiknya diselesaikan berdua saja. Tidak perlu melibatkan orang lain, apalagi sahabat. Tidak perlu meminta sahabat berbohong kepada pacar untuk menutupi kesalahan Anda. Tidak semua orang merasa nyaman jika harus menutupi kesalahan orang lain. Jangan membuat hubungan Anda dan sahabat menjadi tidak nyaman dengan melibatkannya dalam konflik. Jika kekasih mengetahui sahabat Anda berbohong, bukan tak mungkin sahabat Anda langsung masuk daftar hitam.

4. Prioritas terakhir

Sekali-sekali membatalkan janji dengan sahabat demi pacar mungkin bisa dimengerti. Namun bila terus-menerus menyisihkan sahabat karena pacar tentu bisa menjadi sumber konflik. Anda harus mengingat kembali hubungan baik Anda dengan sahabat. Dia yang selalu ada pada saat baik maupun pada saat terpuruk. Dia juga selalu menemani saat Anda sedang memiliki pacar atau sedang patah hati karena hubungan cinta yang kandas.

Hargailah kesetiaan sahabat dengan tidak menempatkannya di prioritas terakhir saat Anda sedang dimabuk asmara. Jangan lupakan hari ulang tahunnya, momen penting dalam hidupnya, dan tetap berkirim kabar untuk menjaga hubungan yang baik. Kekasih yang baik pastinya mengerti Anda membutuhkan sahabat untuk menjaga keseimbangan hidup.

5. Memaksakan kehendak

Jika sahabat tidak menyukai pasangan Anda, pasti ia punya alasan tertentu. Coba dengarkan pendapatkan dan berikan penjelasan jika memang ia salah mengerti. Jika setelah dipikir-pikir pendapat sahabat Anda ada benarnya coba terima dengan lapang dada. Anda memang sedang jatuh cinta dengan sang kekasih, tapi bisa jadi masukan dari sahabat bermanfaat untuk memperbaiki diri dan hubungan Anda.

Begitu juga ketika pergi bersama, jangan mengajak sahabat hanya untuk menjadi pelengkap. Jika Anda pergi bertiga, usahakan untuk berbagi fokus antara sahabat dan kekasih. Tentu akan sangat menyebalkan baginya jika hanya ikut sebagai pelengkap sementara Anda sibuk sendiri dengan sang kekasih.

Sabtu, 28 Januari 2012

fakta unik tentang kucing


Tahukah kamu, kucing (Felis silvestrid-catus), terutama kucing rumah adalah salah satu hewan predator paling hebat di dunia. Kucing ini mampu membunuh dan atau memakan beberapa ribu species, mengalahkan kucing besar (seperti singa, harimau, dan sejenisnya) yang hanya mampu memangsa kurang dari 100 species. Namun karena ukurannya terbilang kecil, maka tidak berbahaya bagi manusia (syukurlah…). Namun tetap saja sangat berbahaya apabila kucing ini terinfeksi rabies.

Kucing telah berasosiasi dengan kehidupan manusia sekurangnya sejak 3500 tahun yang lalu. Ketika itu orang Mesir kuno telah menggunakan kucing untuk mengusir hama tikus dan hewan pengerat lainnya dari hasil panen mereka. Namun, percaya atau tidak, di dunia ini hanya terdapat 1% populasi kucing di dunia yang termasuk galur murni atau kucing ras. Sisanya adalah kucing hasil pencampuran dari berbagai ras atau biasa yang kita sebut sebagai kucing kampung. Karena itu, kucing ras termasuk kucing yang paling sering dicari dan mahal harganya.

Di Indonesia, suara kucing sering ditulis dengan kata “Meong”. Dalam bahasa Inggris yang digunakan di Amerika, suara kucing sering ditulis dengan “Meow”. Di negara Inggris sendiri, suara kucing ditulis “Miaow”. Kalau bahasa Jepang sering ditulis dengan kata “Nya”.
Kucing biasanya memiliki berat badan antara 2,5 hingga 7 kg dan jarang melebihi 10 kg, kecuali diberi makan berlebih, si pussy bisa mencapai berat badan 23 kg. Dalam penangkaran, kucing dapat hidup selama 15 hingga 20 tahun, dimana kucing tertua pernah diketahui berusia 36 tahun! Kucing liar yang hidup di lingkungan urban modern hanya mampu hidup selama 2 tahun atau bahkan kurang dari itu.

Kucing termasuk hewan yang sangat bersih. Mereka sering merawat diri dengan menjilati rambut mereka. Saliva atau air liur mereka adalah agen pembersih yang kuat. tapi dapat memicu alergi pada manusia. Kadangkala kucing memuntahkan semacam hairball atau gulungan rambut yang terkumpul di dalam perutnya. Sementara itukucing dapat menyimpan energi dengan cara tidur lebih sering ketimbang hewan lain. Lama tidur kucing bervariasi antara 12 – 16 jam per hari, dengan angka rata-rata 13 – 14 jam. Tapi tidak jarang dijumpai kucing yang tidur selama 20 jam dalam satu hari!

Percaya atau tidak, di abad pertengahan kucing dianggap berasosiasi dengan penyihir dan sering dibunuh dengan cara dibakar dan dilempar dari tempat tinggi. Sejumlah ahli sejarah percaya bahwa wabah Black Death atau wabah pes menyebar dengan cepat di Eropa pada abad ke-14 akibat tahyul itu. Hal itu disebabkan banyaknya pembunuhan kucing yang dilakukan sehingga meningkatkan populasi tikus yang membawa wabah pes tersebut

cara menguji kemurnian madu

Banyak orang menganggap bahwa madu yang baik tidak beku saat disimpan di kulkas, sebagai tanda tidak diberi tambahan gula (sukrosa maupun fruktosa). Ternyata hal itu tidak selalu menjamin karena madu kualitas jelek juga bisa tahan di lemari pendingin.
Banyak juga orang yang meyakini bahwa madu asli tidak diminati semut. Bagaimana pun, mau berasa manis, semut akan suka. Tak jarang orang mengaitkan madu asli dengan daya ledak jika tutup botol dibuka. Padahal, adanya gas justru menunjukkan madu tersebut memiliki kandungan air berlebih sehingga terjadi fermentasi.
Intinya, madu murni dihasilkan dari lebah tanpa proses pemanasan dan kimiawi apa pun, serta tidak ada tambahan apa pun. Berikut adalah beberapa saran memilih madu yang baik, yang didapat dari produsen madu yang kebunnya berada di pegunungan Chiang May, Thailand, dan berbagai sumber.
1. Tuangkan 1 sendok makan madu ke dalam piring, lalu tambahkan air.
Ini merupakan cara paling mudah untuk menguji keaslian madu. Madu yang bermutu jelek akan segera bercampur dengan air, sedangkan madu yang baik akan bergeming. Ia hanya bakal membentuk tekstur atau corak seperti rumah lebah.
2. Tanpa buih
Bukalah tutup botol, dan periksa apakah madu mengandung banyak buih. Madu yang berkualitas baik tidak mengandung buih. Timbulnya buih menandakan telah terjadi fermentasi akibat kandungan air yang tinggi.
3. Rasanya tidak asam
Madu yang memiliki rasa asam bertanda telah mengalami fermentasi. Bisa karena kandungan airnya kelewat banyak. Selain itu, kemungkinan madu tidak ditutup rapat saat penyimpanan sehingga menyerap air dari sekelilingnya. Karena itu, madu harus ditutup secara rapat.
4. Kandungan sukrosa rendah
Madu yang berkualitas tinggi berdasarkan standar Standar Nasional Indonesia (SNI) tidak boleh lebih dari 10 persen.

fakta tentang kidal

Ada yang tau ga persamaan dari Paul McCartney, Angelina Jolie, dan Presiden AS Obama ?Jawabannya, mereka semua kidal.
Kidal adalah suatu kebiasaan kita yang selalu (lebih sering) menggunakan tangan kiri untuk melakukan pekerjaan, kaya nulis, makan, atau pegang sesuatu. Menurut The Left Handers Club, sebuah organisasi orang-orang kidal tak pernah menganggap bahwa kidal itu adalah sebuah kelainan, tapi sebaliknya, mereka berkata bila kidal itu adalah keren!.
Nah berikut beberapa hal mengenai kidal:
GARA-GARA USG?

Sampai saat ini, nggak ada satupun dokter atau ilmuwan yang tau pasti apa penyebab kidal. Ada beberapa teori yang mencetuskan alasan kenapa seseorang bisa kidal, tapi kebenarannya belum teruji secara pasti.
Menurut Fabiola Priscilla Setiawan, M.Psi., psikolog anak dan remaja, kidal terjadi bila otak kanan seseorang lebih dominan dibanding otak kirinya.
“Otak kanan itu mengatur bagian tubuh sebelah kiri, sedangkan otak kiri mengatur tubuh sebelah kanan. Orang yang lebih nyaman menggunakan tubuh sebelah kiri, termasuk tangan kiri, berarti otak kanannya yang lebih dominan,” Mbak Febi (ini panggilan akrabnya) menjelaskan.
Apa penyebabnya? Bisa jadi karena faktor lingkungan, kalau seorang anak memang dibiasakan pakai tangan kiri dari kecil, atau bisa juga karena faktor genetis. “Kalau di satu keluarga ada yang kidal, kemungkinan ada anggota keluarga lain yang akan kidal juga. Misalnya anaknya, atau keponakannya,” ujar psikolog yang juga kidal ini.
Ibu yang melewati proses melahirkan yang sulit, dan yang terlalu sering melakukan USG saat sedang hamil, juga disebut-sebut sebagai hal yang menyebabkan kidal. Persalinan yang sulit menyebabkan bayi kekurangan oksigen di otak. “Terlalu sering USG juga dicurigai bisa menimbulkan perubahan di otak janin. Akibatnya, bayi yang dilahirkan jadi kidal,” bilang Mbak Febi.
JAGO GAMBAR

Gara-gara didominasi otak kanan, orang kidal jadi jauh lebih kreatif dibanding orang-orang yang biasa menggunakan tangan kanan. Otak kiri fungsinya mengatur hal-hal yang berhubungan dengan logika, sedangkan otak kanan mengatur hal-hal yang abstrak kayak seni, bahasa, musik, dan emosi.
“Itulah sebabnya, orang-orang yang kidal biasanya jago gambar. Jadi, nggak heran kalau banyak musisi, pelukis, aktor, dan seniman yang bertangan kidal,” kata psikolog yang berpraktek di Lembaga Psikologi Terapan UI ini.
Akibat otak kanan lebih dominan, anak-anak yang kidal juga biasanya punya daya khayal dan imajinasi yang tinggi, yang bikin mereka jadi lebih kreatif dibanding anak-anak bertangan kanan.
Itu kelebihannya. Nah kalau kekurangannya?
“Anak yang kidal biasanya lebih sensitif. Mereka juga cenderung nggak pede, apalagi kalo lingkungannya nggak menerima dia sebagai orang kidal. Penelitian menunjukkan kalo kompetensi orang yang kidal dan orang yang “normal” itu sebenarnya sama kok,” Mbak Febi menegaskan.
SEKALI KIRI, TETAP KIRI

Penting nih! Kalau kamu kidal, jangan sekali-kali berusaha untuk berubah jadi right-hander alias pengguna tangan kanan. Termasuk kalau disuruh oleh orang tua atau guru. Bila dipaksakan, efeknya justru bakal nggak bagus buat kamu, baik secara psikologis maupun secara prestasi. Mbak Febi ngasih contoh lewat pengalaman pribadinya, “Waktu SD prestasi saya bagus, selalu masuk rangking. Tapi begitu duduk di kelas empat, saya nggak diijinkan masuk kelas kalo saya nggak belajar pake tangan kanan, termasuk nulis pake tangan kanan. Itu sulit banget buat saya. Nulis jadi lambat, mikir juga jadi nggak konsen. Apalagi kalo guru lagi mendikte catatan atau ngasih soal mencongak. Sejak itu, prestasi saya langsung drop,” bilang Mbak Febi.
Si kidal yang maksain berubah jadi “normal” juga biasanya jadi lebih gampang cemas, tidur terganggu, nggak percaya diri, bahkan bisa jadi gagap. Hah?! Gagap?
“Iya, ini biasanya terjadi pada anak yang sering diingatkan dengan cara yang keras, misalnya dibentak, untuk pake tangan kanan. Akibatnya dia jadi waswas, mau melakukan apapun jadi serba takut,” Mbak Febi menjelaskan.
Kasus ini juga dialami oleh Raja Inggris King George VI yang jadi gagap dan dyslexia akibat dipaksa menggunakan tangan kanan, padahal dia aslinya adalah seorang kidal.
“Tangan kanan dan tangan kiri kan dua-duanya ciptaan Tuhan. Nggak ada yang baik atau buruk. Yang penting, untuk hal-hal normatif kayak salaman, tetap dibiasakan pake tangan kanan. Tapi kalo untuk nulis atau ngelempar bola, ya silakan aja pake tangan mana yang menurut kamu paling nyaman. Inget deh, Tuhan itu nyiptain semua orang dengan kelebihan dan kekurangan. Dan, kidal itu bukan kekurangan!” tutup Mbak Febi.

Selasa, 24 Januari 2012

cara penulisan karya ilmiah


BAB I
Pendahuluan

A.    Latar Belakang
Penulisan karya ilmiah merupakan salah satu kegiatan pokok di universitas. Karya ilmiah merupakan karya tulis yang telah diakui dalam bidang ilmu pengetahuan,tekhnologi dan kesehatan. Karya ilmiah ditulis sesuai dengan tata cara ilmiah,dan mengikuti pedoman ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan tinggi.
Melalui pembuatan karya ilmiah, masyarakat akademik pada suatu universitas dapat mengomunikasikan informasi baru,gagasan,kajian atau hasil penelitian. Pelaporan karya ilmiah memerluakan suatu pedoman tentang pembuatan karya ilmiah , khususnya  karya tulis ilmiah.

B.     Rumusan Masalah
a.       Bagaimana cara memilih dan menentukan masalah?
b.      Mengapa dilakukan pembatasan masalah?
c.       Apa pentingnya  menentukan tujuan?
d.      Bagaimana pedoman perumusan tesis?
e.       Bagaimana penyusunan kerangka tulisan yang baik dan benar?
f.       Bagaimana menentukan judul?
g.      Dari mana sajakah pengumpulan bahan itu?
h.      Bagaimana penulisan karya ilmiah yang sistematis?
i.        Bagaimana penyemprnaan karya ilmiah dari segi isi, bahasa, dan tekhnik penulisan.

C.    Tujuan
a.       Dapat memilih dan menentukan masalah
b.      Dapat membatasi masalah karya tulis ilmiah
c.       Mengetahui pentingnya  menentukan tujuan penulisan
d.      Mengetahui pedoman perumusan tesis
e.       Dapat menyusun kerangka tulisan yang baik dan benar?
f.       menentukan judul karya tulis ilmiah
g.      pengumpulan bahan
h.      mengetahui penulisan karya tulis ilmiah
i.        dapat menyempurnakan karya ilmiah dari segi isi, bahasa, dan tekhnik penulisan.
BAB II
Pembahasan

A.    Perencanaan Tulisan
1.      Pemilihan dan penentuan masalah
Pekembangan peradaban manusia serta perubahan ilmu pengetahuan menjadi samudera yang penuh dengan masalah. Masalah terjadi karena adanya dua wujud tanggapan manusia terhadap realitas alamiah dan merupakan penyimpangan dari apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi,penyimpangan antara teori dengan praktik. Masalah berasal dari bahasa arab yang bentuk jamaknya masa’il/problem dalam bahasa inggris. Masalah merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Dan merupakan salah satu penyebab yang mendorong manusia untuk selalu mencari jawabannya. Mc Guigan(dikutip dari Sevilla dkk.,1993:4) menyatakan bahwa ada 3 keadaan yang dapat memunculkan masalah, yaitu:
a.       Ada informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam pengetahuan kita(antara teori yang diketahui dengan bukti-bukti empiris yang teramati)
b.      Ada hasil-hasil yang bertentangan
Maksudnya,apabila kita jumpai suatu keadaan objek yang sama namun,pertama terjadi pertentangan antara hasil penelitian  dengan yang kedua. Sehingga bila terjadi demikian,solusinya adalah dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada,dengan jalan mengamati teori,metode,dan sumber data yang digunakan.
c.       Ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskannya melalui penelitian.
Yaitu,berhubungan dengan suatu kondisi peneliti menemukan bahasa tertentu atau aspek tertentu yang belum pernah kita teliti.
Setiap penelitian selalu berangkat dari masalah. Dan dalam segala penelitian ternyata kita menemukan permasalahan ilmiah yang harus di atasi. Dengan demikian,penelitian tidak lain adalah ikhtiar manusia yang dilakukan dalam upaya pemecahan masalah yang dihadapi. Sebab,tidak jarang suatu penelitian membuka jalan masalah lain yang tidak pernah terpikikan sebelumnya.
Adapun kriteria dalam menetapkan masalah:
a.       Apakah masalah ini ada manfa’atnya?
b.      Apakah masalah dapat diteliti?
c.       Apakah masalah itu menarik untuk dipecahkan?

Menurut Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen:
a.    Harus feasible ( Memungkinkan tuk diteliti)
b.    Harus clear  ( jelas)
c.    Harus significant (bermanfaat)
d.    Harus ethic (tak membahayakan pihak lain)

2.      Pembatasan Masalah
Masalah yang ditentukan haruslah spesifik. agar tidak terdapat banyak kendala seperti terbatasnya waktu yang tersedia, biaya yang tidak memadai dan kemampuan peneliti sendiri. Agar peneliti dapat menentukan masalah dengan lebih tepat, hendaknya terdapat :
a.       Terdapatnya 5 W  untuk dijadikan acuan.
b.      Masalah hendaknya singkat , bermakna,dan tidak bermakna ganda. Selaras dengan pendapat para pakar (Gay 1981:28; Yoseph & Yosep 1973:45). Masalah yang dibatasi, dapat memungkinkan penarikan simpulan yang tegas.

3.      Penentuan tujuan
Perlunya menentukan tujuan yang jelas bukanlah hal yang berlebihan. Sebab, Tujuan yang jelas dalam penelitian merupakan kunci keberhasilan. Tanpa tujuan yang jelas,peneliti menghadapi ketidakpastian yang mengganggu sebab mereka kehilangan arah. Penentuan tujuan memberikan landasan untuk merancang suatu penelitian dan merupakan upaya yang sistematis untuk menjelaskan,   memahami, memecahkan, dan mengantisipasi suatu masalah. tujuannya juga merupakan faktor kunci dalam memberikan bentuk dan makna bagi karya tulis ilmiah kita. Tanpa tujuan yang jelas,suatu karya tulis dapat dengan mudah diawali dengan langkah yang salah,dan hasilnya tidak meyakinkan. Selama proses itu para peneliti menghadapi kebingunan,ketidakpastian,dan rasa khawatir yang sangat mengganggu karena sesuatu sebab mereka kehilangan arah.
Sebelum tujuan dapat dirinci, perlu ditetapkan masalah apa yang dihadapi. Karena,alasan utama diadakannya penelitian sebagai sarana mencapai tujuan. Adapun unsur pokok menetapkan tujuan adalah (hal ini seharusnya menjadi jelas setelah beberapa pertanyaan dasar berikut ini tetjawab) :
a.       Apakah yang ingin dicapai?
b.      Masalah apa sajakah yang penting?
c.       Siapakah pihak yang terlibat dan mendapatkan manfa’at?
d.      Hal apa sajakah yang akan berubah?
e.       Mengapa penelitian itu dibuat?
Dan,hendaknya  unsur pokok ini merupakan hal khusus yang menjadi cirinya.
4.      Perumusan Tesis
Membuat tesis merupakan kewajiban mahasiswa tingkat sarjana /pascasarjana. Menurut Ndraha(1988), Tesis bertujuan untuk membangun teori baru atau mengembangkan toeri lama. Berikut ini adalah format isian tesis :
1.      Bagian awal
a.       Halaman sampul
Berisi : judul secara lengkap, kata tesis,nama,dan nomor pokok mahasiswa, lambing universitas dengan diameter 5 cm,dan diikuti dengan nama lengkap universitas, fakultas, jurusan dan waktu. Semua huruf dicetak dengan huruf capital. Ukuran huruf adalah font 12-17.
b.      Halaman Judul
Contoh: Penafsiran Muhammad Rasyid Ridha terhadap ayat-ayat Al Qur’an tentang al Kitab. Halaman judul terdiri 2 halaman. Halaman pertama, isi dan formatnya sama dengan huruf sampul. Halaman judul kedua memuat:
1.      Judul tesis
2.      Nama mahasiswa
3.      NPM
4.      Nama program study
5.      Logo universitas
6.      Nama jurusan
7.      Nama fakultas dan nama universitas
8.      Nama tempat dan tahun penulisan
c.       Abstrak
Intisari kandungan skripsi yang ditulis dalam bentuk esai pendek. Bias bahasa arab atau inggris. Ditulis di satu halaman, maksimal 2 halaman. Hanya menguraikan bagian yang penting secara singkat  dan padat tentang tema, tujuan, dan kesimpulan. Sehingga karya ilmiah dapat tergambar secara ringkas dan jelas. Harus diingat, abstrak bukanlah kesimpulan yang ditempatkan pada bagian awal KTI, bukan pula intisari dari bagian pendahuluannya, atau eingkasan rumusan masalahnya.
d.   Halaman persetujuan pembimbing, berisi:
1.      Judul halaman ‘’ Persetujuan pembimbing”
2.      Teks persetujuan
3.      Tanggal persetujuan
4.      Tanda tangan, nama, dan NIP pembimbing
e.       Halaman pernyataan keaslian kepengarangan
Unsur halaman ini:
1.      Judul halaman “Pernyataan keaslian”
2.      Teks pernyataan “ Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Tesis ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat yang dibuat oanglain keseluruhan atau sebagian, maka tesis ini beserta gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum”
3.   Tanggal pernyataan
4.   Tanda tangan penyusun
5.      Nama dan NIM penyusun
f.    Halaman pengesahan
1.   Kalimat “PENGESAHAN” sebagai judul
2.   Teks pengesahan
3.   Tanggal pengesahan
4.      Nama para tim penguji , jabatan, dan tanda tangan asli mereka
5.      Diketahui oleh dekan fakultas
g.   Kata pengantar
h.    Daftar isi
                 Cara penulisan:
1.      Kata DAFTAR ISI  ditulis capital,tanpa garis bawah,dan tanpa titik
2.      Unsur-unsur dari bagian awal
3.      Bab-bab
2.      Bagian isi
a.       Pendahuluan
1.      Latar belakang masalah. Bagian ini dititikberatkan pada alasan yang menuntut dilakukan penelitian. Ia dirumuskan dalam bentuk pernyataan–pernyataan yang saling berhubungan, yang didalamnya mengandung kesenjangan.
2.      Identifikasi masalah. Tahapan ini dilakukan setelah ditemukan masalah-masalah yang berhubungan dengan bidang ilmu penelitian. Menurut Kerlinger(1973) dan Ari(1995),masalah yang akan ditulis pada bagian ini umumnya disajikan dalam bentuk kalimat tanya. Pencarian masalah yang sebanyak-banyaknya ini tercermin pada bagian latar belakang masalah.
3.      Batasan masalah. Upaya untuk mempertegas aspek-aspek tertentu dari masalah yang akan diteliti. Definisi sangat terbatas,dalam arti lebih kongkret dan terukur
4.      Batasan penelitian
5.      Rumusan masalah. Bagian ini mencoba memformulasikan secara ringkas, jelas dan tajam tentang permasalahan utama yang ada di latar belakang, batasan masalah, dan batasan    penelitian dalam satu paragraf dengan menggunakan kalimat biasa.

Berikut beberapa tips untuk membuat rumusan masalah:
a)      Diawali dari kata tanya 5W1H or ABDIKASIM (apa, bagaimana, dimana, kapan, siapa, mengapa). Pilih salah satu jenis pertanyaan apa yang ingin dicari jawabannya. Kata tanya yang paling sering digunakan adalah apa dan bagaimana.
b)      Menentukan jenis karya ilmiah yang akan ditulis.
c)      Rumusan masalah haruslah se-spesifik mungkin. Artinya hanya mencakup apa yang akan didiskusikan pada penelitian serta harus didukung bukti atau teori yang spesifik.
d)     Rumusan masalah biasanya terlihat di akhir paragraf pertama dalam sebuah karya tulis ilmiah.
e)      Tema terkadang berubah pada waktu proses penulisan. Jadi dibutuhkan revisi untuk merefleksikan kenyataan yang dipermasalahan pada penelitian.
f)       Hipotesis penelitian. Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara atau dugaan jawaban yang paling memungkinkan walaupun masih harus dibuktikan dengan penelitian. Dugaan jawaban sementara ini pada prinsipnya bermanfa’at membantu peneliti agar proses penelitiannya lebih terarah.

6.      Metode penelitian. Kualitas hasil penelitian tergantung dari data yang didapat disamping proses pengolahan yang dilakukan. Pada bagian ini,cukup dijelaskan secara ringkas karena secara detail akan dijelaskan ulang pada bab khusus”laporan penelitian yang sebenarnya”
7.      Tinjauan pustaka. Idealnya,dapat mengetahui hal-hal apa yang telah diteliti dan yang belum. Sehingga tidak terjadi duplikasi penelitian. Uraian dalam tinjauan pustaka dijadikan rujukan dalam perumusan kerangka berpikir,yang sepenuhnya digali dari bahan yang ditulis oleh ahli dibidang ilmu yang berhubungan dengan penelitian.
8.      Kerangka pemikiran. Seluruh kegiatan penelitian,mulai dari tahap awal sampai tahap akhir harus merupakan satu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh dalam rangka mencari jawaban ilmiah terhadap masalah yang diteliti. Kerangka ini dibuat dalam suatu skema sehingga isi penelitian dapat diketahui dengan jelas. Dianjurkan kerangka pemikiran ini dilengkapi dengan penjelasan secara narasi. Kerangka pemikiran sepenuhnya menjadi milik peneliti,dengan mempertimbangkan informasi yang dirumuskan dalam tinjauan pustaka,kemudian dijadikan rujukan dalam kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan.
9.      Tujuan dan kegunaan
10.  Garis-garis besar isi tesis

b.      Bab-bab penguraian
Memuat hasil penafsiran dan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan yang merupakan jawaban terperinci
c.       Bab penutup
a.       Kesimpulan
Yang ringkas,padat,dan tegas. Kesimpulan ini harus merupakan jawaban yang tegas terhadap pokok masalah.
b.      Saran

Sebelum kita menuju pada penulisan karya ilmiah ada baiknya jika kita mulai                          terlebih dahulu dari yang paling sederhana, menyusun karangan. menyusun karangan bukan berarti sekedar menyusun dengan bebas, adakalanya kita perlu langkah-langkah yang berurutan agar terbiasa sehingga mudah dalam mengembangkantulisan
Ada 2 macam karangan yaitu karangan yang bersifat fiksi dan karangan yang bersifat nonfiksi. fiksi lebih kearah khayalan sedangkan nonfiksi lebih kearah kejadian nyata (benar-benar terjadi). Penulisan karya tulis merupakan salah satu contoh karangan nonfiksi karena kejadiannya yang benar-benar dialami, atau dikerjakan. sedangkan karangan fiksi contoh realnya adalah cerita pendek yang terkadang berupa cerita yang tak mungkin terjadi. Pada dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan. kali ini kita coba tinjau terlebih dahulu langkah-langkah menyusun karangan satu per satu
a)      Menentukan tema dan judul
b)      Mengumpulkan bahan
c)      Menyeleksi bahan
d)     Membuat kerangka

B.     Penentuan judul
Judul Merupakan cermin dari jiwa seluruh pemikiran yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Pada umumnya judul disusun berdasarkan masalah yang telah ditetapkan.Oleh karena itu,judul ditulis dalam kalimat yang menarik,serta mencerminkan isinya: deskriptif,atau eksplanatif,atau prediktif.

C.     Pengumpulan bahan
Tekhnik pengumpulan bahan:
1.      Tekhnik wawancara
Tujuannya untuk memperoleh kontruksi yang terjadi sekarang tentang orang,kejadian,aktivitas,perasaan,motivasi dan sebagainya; rekontruksi keadaan tersebut telah terjadi pada masa lalu; proyeksi keadaan tersebut yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang; dan verifikasi,pengecekan dan pengembangan yang telah didapat sebelumnya( Lincolm & Guba,1985).
Fungsi wawancara:
·            Sebagai strategi utama dalam mengumpulkan data
·            Sebagai strategi penunjang

2.      Tekhnik observasi
Yaitu, mengenal,turut serta dan mengamati aktivitas-aktivitas manusia kemudian berusaha melukiskan situasi dan apa yang terjadi disana. Setelah itu, menentukan fokus penelitian dengan menyempitkan pengumpulan datanya. Dan menyempitkan lagi penelitiannya dengan melakukan observasi selektif sampai akhir pengumpulan data

3.      Angket
Yakni suatu pengumpulan data dengan memberikan daftar pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pernyataan tersebut.

4.      Tekhnik dokumentasi
Mengumpulkan bahan dari sumber non manusia. Terdapat alasan mengapa digunakan sumber ini yakni sumber ini selalu tersedia dan murah/efisien.

5.      Analisis data
Proses pengaturan secara sistematis  bahan-bahan yang telah didapat untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut  agar dapat dipresentasikan kepada oranglain (Bogdan dan Biklen,1982)

D.    Penulisan Karya Ilmiah
a.       Bagian awal
1.      Halaman sampul
2.      Halaman judul
3.      Abstrak
4.      Halamn persetujuan pembimbing
5.      Halaman pernyataan penulis
6.      Halaman pengesahan
7.      Halaman pengantar
8.      Daftar isi

b.      Bagian inti
1.      Bab I Pendahuluan
2.      Bab II Kajian Pustaka
3.      Bab III Metode penelitian
4.      Bab IV Hasil penelitian
5.      Bab V Pembahasan


c.       Bagian penutup
1.      Daftar pustaka
2.      Pernyataan keaslian tulisan
3.      Lampiran
4.      Riwayat hidup singkat penulis

E.     Penyempurnaan karya ilmiah
a.       Bagian isi
Isi bagian ini sangat bervariasi, lazimnya berisi kupasan,argumentasi,pendirian atau sikap penulis mengenai masalah yang dibicarakan. Banyak sub tidak ditentukan, tergantung kecukupan kebutuhan penulis menyampaikan pikiran-pikiran.  Dengan sistematika yang logis, sejauh mungkin menjauhi sikap tertutup. Walaupun demikian,perlu dijaga agar tampilan tidak terlalu panjang.
b.      Bagian bahasa
Ciri-ciri bahasa ilmiah adalah obyektif,jelas,cermat,dan konsisten. Pernyataan yang bersifat ambigu. Karna bahasa ilmiah adalah bukan bahasa dakwah atau bahasa popular dan jauh dari bahasa pasaran atau bahasa gaul.
Harus diperhatikan penggunaan  huruf capital,huruf kecil,tanda koma,tanda titik,tanda hubung,dan tanda baca lainnya. Kata asing yang belum menjadi kosa kata bahasa Indonesia hendknya ditulis dengan huruf miring.
c.       Bagian teknik penulisan
a.       Teks (bagian tubuh penulisan)
1.      Pengaturan margin
a.       Margin kiri dan atas, 4 cm dari kertas
b.      Margin kanan dan bawah, 3 cm dari ujung kertas
c.       Tidak timbale balik
2.      Pengaturan posisi judul halaman-halaman judul
a.       4cm dari ujung atas kertas
b.      Semua judul diketik dengan huruf capital dan ditebalkan
3.      Jarak spasi antarbaris dan jarak ketukan antar kata
a.       Jarak antar nomor bab dengan judul bab adalah 2 spasi
b.      Jarak judul bab dengan sub bab adalah 4 spasi . dan jarak subbab dengan baris pertama teks adalah 2 spasi
c.       Teks diketik dengan jarak exactly 24pt. untuk menjaga kerapian teks
d.      Abstrak,riwayat hidup dan keterangan lain dilampirkan ,diketik 18pt
e.       Daftar pustaka diketik dengan jarak 12pt dan diakhiri dengan titik.
f.       Antara setiap kata dengan kata berikutnya berjarak 1 ketukan.














BAB III
Penutup

A.    KESIMPULAN
     Karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang disusun berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukan dalam bentuk makalah,dan tesis. Adapun bahasa yang digunakan adalah bahasa ilmiah yang obyektif dan jelas.Menyusun atau membuat karya tulis ilmiah merupakan suatu rangkaian kegiatan mengungkapkan hasil pemikiran dalam bentuk tulisan dengan memenuhi criteria dan etika penulisan ilmiah.

B.     SARAN
Ø  Tidak boleh berat sebelah
Ø  Ciptakan suasana yang nyaman dalam berdiskusi
Ø  Menerima pendapat yang ada dari kelompok lain
Ø  Perbanyak membaca