Arti Nama dan Motto
Arti dari
Merpati Putih itu sendiri adalah suatu singkatan dalam
bahasa Jawa, yaitu:
Mersudi
Patitising
Tindak
Pusakane
Titising
Hening yang dalam bahasa Indonesia berarti
"Mencari sampai mendapat Kebenaran dengan Ketenangan"
sehingga diharapkan seorang Anggota Merpati Putih akan menyelaraskan
hati dan pikiran dalam segala tindakannya. Selain itu PPS Betako Merpati
Putih mempunyai motto:
"Sumbangsihku tak berharga, namun Keikhlasanku
Sejarah
Merpati putih (MP) merupakan
warisan budaya peninggalan
nenek moyang Indonesia yang pada awalnya merupakan ilmu keluarga
Keraton yang diwariskan secara turun-temurun yang pada akhirnya atas
wasiat Sang
Guru ilmu Merpati Putih diperkenankan dan disebarluaskan dengan maksud untuk ditumbuhkembangkan agar berguna bagi negara.
Awalnya aliran ini dimiliki oleh
Sampeyan Dalem Inkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pangeran Prabu Mangkurat Ingkang Jumeneng Ing Kartosuro
kemudian ke BPH Adiwidjojo (Grat I). Lalu setelah Grat ke tiga, R. Ay.
Djojoredjoso ilmu yang diturunkan dipecah menurut spesialisasinya
sendiri-sendiri, seni
beladiri ini mempunyai dua saudara lainnya. yaitu bergelar
Gagak Samudro dan
Gagak Seto. Gagak Samudro diwariskan ilmu peng
obatan, sedangkan Gagak Seto ilmu
sastra. Dan untuk seni beladiri diturunkan kepada
Gagak Handoko
(Grat IV). Dari Gagak Handoko inilah akhirnya turun temurun ke Mas
Saring lalu Mas Poeng dan Mas Budi menjadi PPS Betako Merpati Putih.
Hingga kini, kedua saudara seperguruan lainnya tersebut tidak pernah
diketahui keberadaan ilmunya dan masih tetap dicari hingga saat ini
ditiap daerah di tanah air guna menyatukannya kembali.
Pada awalnya ilmu beladiri Pencak Silat ini hanya khusus diajarkan kepada Komando Pasukan Khusus ditiap kesatuan
ABRI dan
Polisi serta
Pasukan Pengawalan Kepresidenan (Paspampres).
Didirikan pada tanggal
2 April 1963 di
Yogyakarta,
mempunyai kurang lebih 85 cabang dalam negeri dan 4 cabang luar negeri
dengan jumlah kolat (kelompok latihan) sebanyak 415 buah (menurut data
tahun
1993) yang tersebar di seluruh
Nusantara
dan saat ini mempunyai anggota sebanyak kurang lebih dua setengah juta
orang lulusan serta yang masih aktif sekitar 100 ribu orang dan tersebar
di seluruh
Indonesia.
Sang Guru Merpati Putih adalah Bapak
Saring Hadi Poernomo, sedangkan pendiri Perguruan dan Guru Besar sekaligus pewaris ilmu adalah
Purwoto Hadi Purnomo (Mas Poeng) dan
Budi Santoso Hadi Purnomo (Mas Budi) sebagai Guru Besar terakhir yaitu generasi ke sebelas (Grat XI).
PPS Betako
Merpati Putih berasal dari
seni beladiri keraton. Termasuk diantaranya adalah
Pangeran Diponegoro.
Berikut Silsilah Turunan aliran PPS Betako Merpati Putih:
- BPH ADIWIDJOJO: Grat-I
- PH SINGOSARI: Grat-II
- R Ay DJOJOREDJOSO: Grat-III
- GAGAK HANDOKO: Grat-IV
- RM REKSO WIDJOJO: Grat-V
- R BONGSO DJOJO: Grat-VI
- DJO PREMONO: Grat-VII
- RM WONGSO DJOJO: Grat-VIII
- KROMO MENGGOLO: Grat-IX
- SARING HADI POERNOMO: Grat-X
- POERWOTO HADI POERNOMO dan BUDI SANTOSO HADI POERNOMO: Grat-XI
Pewaris muda: NEHEMIA BUDI SETIAWAN (putra Mas Budi) dan AMOS PRIONO TRI NUGROHO (putra Mas Poeng)
Amanat Sang Guru, seorang Anggota Merpati putih haruslah mengemban amanat Sang Guru yaitu :
- Memiliki rasa jujur dan welas asih
- Percaya pada diri sendiri
- Keserasian dan keselarasan dalam penampilan sehari-hari
- Menghayati dan mengamalkan sikap itu agar menimbulkan Ketaqwaan kepada Tuhan.
Pada tahun
1995, seorang anggota PPS Betako Merpati Putih cabang
Jakarta Selatan, Mas Eddie Pasar mendapat piagam penghargaan Rekor dari Musium Rekor Indonesia (
MURI) karena mendemonstasikan menyetir mobil terjauh dari
Bogor ke
Jakarta dengan mata tertutup.
Hingga tahun
1998 PPS Betako Merpati Putih masih hanya untuk
Warga Negara Indonesia
saja. Namun karena minat dari luar negeri sangat banyak dan antusias,
MP mulai membuka diri untuk menerima anggota dari luar negeri. Adalah
Nate Zeleznick dan Mike Zeleznick sebagai orang berkulit putih pertama
yang diajarkan
pencak silat ini pada tahun
1999 dan menjadi Pelatih Merpati Putih Pertama di
Amerika untuk umum. Pada awal bulan
Oktober 2000 Mas Pung dan Mas Budi meresmikan
American School of Merpati Putih
yang pertama berlokasi di Ogden City Mall, Utah. MP adalah satu-satunya
Pencak Silat yang diselidiki secara ilmiah mengenai masalah adanya
tenaga dalam.
Ketua Umum Merpati Putih periode sekarang adalah
Dr. Ing. Fauzi Bowo (gubernur DKI Jakarta) yang merupakan pesilat Merpati Putih tingkat Khusus 2.
Pada tanggal 7 Oktober 2000, bertempat di Salt Lake City USA, Merpati
putih yang dipimpin oleh Ketuanya, mengikuti sayembara yang diadakan
oleh JREF (James Randy Educational Fondation) yang berhadiah 1.000.000
dollar, merpati putih mendemonstrasikan ilmu yang dinamakan vibravision
(getaran). Pada demo pertama menggunakan tutup mata yang dibawa sendiri.
Kontestan dari merpati putih yang merupakan murid senior yang telah
berpengalaman selama 20 tahun dalam bidang ini, unjuk gigi dengan
berhasil mencari warna bendera yang sesuai dengan yang ditunjukkan
dengan tingkat akurasi 100 persen, akan tetapi keesokan harinya ketika
tes dimulai oleh pihak JREF dengan menggunakan tutup mata yang
disediakan oleh panitia, akurasi dari kontestan Merpati Putih turun
drastis hingga mendekati 0 persen yaitu hanya 3 yang benar dari 19
percobaaan.
Acara utama sesungguhnya adalah meresmikan cabang MP di Utah, Amerika
Serikat. Penandatanganan akte notaris, mencoba bentuk/model
organisasi/perguruan pencaksilat yg di manage modern, lengkap dengan
paten, perizinan, rancangan kerja yang bisa menghidupi perguruan dan
juga para pelatihnya. Juga sekaligus mengunjungi pusat pelayanan
tunanetra di San Fransisco.
Bonusnya mencoba tantangan James Randy.
[rujukan?]
Pelaksanaannya di Weber University, Ogden, Utah. Bertempat di
laboratorium fisika (unggulan Weber University pada fakultas fisika).
Bentuk bangunan mirip planetarium, tapi pendek. Atapnya setengah bola,
dari beton tebal. Kalau di dalam, handphone mati signal.
[rujukan?] Betul-betul kedap suara dan kedap gelombang elektronik.
[rujukan?] Frekuensi berapapun tidak akan bisa keluar masuk lab.
[rujukan?] Letak lab itu agak jauh dari gedung kampus, dekat dengan pangkalan pelatihan F-16, yang dijamin tidak kelihatan di peta.
[rujukan?]
Masuk lab melalui pintu dan dinding berlapis. Ditengah ruangan ada
kotak yg dijadikan meja, ukurannya sekitar lebar 1 meter, tinggi 90 cm,
panjang 4-5 meter. Ujung-ujung meja ditutup logam selebar 60 cm. Meja
tersebut bermuatan listrik statis yg cukup kuat. Ada yg seperti
berdengung dibawah kotak. Tidak diduga, pesilat yg di test akan duduk
disitu. Menjelang pelaksanaan test, kecuali para pesilat dan Nate
Zelesnick sebagai saksi, disamping para "sarjana fisika" sebagai petugas
yang melakukan pengetesan, semua harus meninggalkan gedung lab. Setelah
selesai, mereka keluar, dan dinyatakan gagal. Terjadi keributan kecil
karena Nate protes keras. Tissue basah yang dipakai membersihkan seputar
mata terasa amat pedas, sangat mengganggu konsentrasi, protes di dalam
lab tidak diterima.
[rujukan?]
Anggota tim, dokter Heru (mahasiswa super spesialis bedah pita suara di
fakultas kedokteran Utah university, pelatih MP), masuk untuk melihat
sampel tissue.
[rujukan?]
Ternyata yg dipakai adalah tissue basah antiseptic yang dipakai dokter
bedah militer untuk membersihkan sekitar luka sebelum operasi darurat.
[rujukan?] Sangat pedas.
[rujukan?] Apalagi kelopak mata belum kering langsung ditempel semacam lakban kedap sinar.
[rujukan?]
Karena ujicoba adalah jenis paling mudah dibanding kualifikasi
pesilat yg diuji (hanya mendeteksi warna-warna potongan kain yg diacak
diatas kotak/meja), padahal kualifikasi kemampuan deteksi lebih dari
itu, misal mendeteksi urutan setumpuk kartu bridge tanpa salah,
mendeteksi narkoba yang disembunyikan, dan sebagainya).
[rujukan?] Merpati Putih kecolongan tidak waspada karena ada jebakan pada pasal-pasal yg ditandatangani.
[rujukan?]
Kesimpulan, protes ditolak.
[rujukan?] Meski esok sorenya, mata para pesilat baru bisa sembuh dari merah gatal.
[rujukan?]
Atas bantuan dari seorang informal leader di Utah yang sekaligus
sahabat dari (alm) Gus Dur, pesilat Merpati Putih diuji coba sekali lagi
di bagian kedokteran mata Universitas Utah. Hasilnya berhasil 100%.
[rujukan?]
Beladiri Tangan Kosong (Betako)
Latihan Merpati Putih mementingkan aspek
beladiri
tanpa senjata/tangan kosong. Bagian-bagian tubuh manusia dapat
digunakan sebagai senjata yang tak kalah ampuhnya dengan senjata
sesungguhnya. Tetapi walaupun begitu pada anggota Merpati Putih secara
ekstra kurikuler (bukan kurikulum latihan) diperkenalkan senjata, sifat dan karakteristik senjata, cara menghadapi dan sebagainya.
Karena bagaimana mungkin bisa mengalahkan lawan bersenjata apabila
tidak memahami karakteristik dari senjata seperti bentuk, lintasan, alat
penyasar, target sasaran senjata, dan sebagainya. Untuk itulah teknik
penggunaan senjata juga dipelajari.
Senjata khas Merpati Putih adalah TEKBI dan KUDI dan akan diajarkan
secara wajib pada pesilat secara bertahap pada tingkatan tertentu.
KUDI Merpati Putih berbentuk sangat khas, dan diciptakan oleh Mas
Poeng (Guru Besar MP). Memiliki dimensi horizontal dan dimensi vertikal.
Sarat dengan nilai-nilai dan falsafah. Mas Poeng (Guru Besar MP) sudah
bertransformasi menjadi seorang MPU yang membuat senjata khas.
Tujuan
PPS Betako Merpati Putih adalah salah satu warisan ilmu beladiri karya nenek moyang
Indonesia
asli, dan bertujuan menempa kepribadian anggota-anggotanya agar
berwatak dan berkepribadian luhur, berbudi, kuat, harmonis, dinamis
serta patriotis, sesuai filsafat Indonesia, yaitu
Pancasila.
Seni beladiri adalah seperti pisau bermata dua, dapat digunakan untuk
menolong maupun melukai. Untuk itulah suatu seni beladiri harus
memiliki dasar-dasar filosofi yang kuat di dalam pengajarannya, agar
tidak salah dan tidak disalahgunakan. Pada akhirnya, apapun yang dicapai
oleh praktisi beladiri akan mengarah pada aspek vertikal terhadap Tuhan
Sang Maha Pencipta.
Jurus dan Tenaga Dalam
Merpati Putih menggunakan
tenaga dalam
asli manusia, dengan teknik olah napas. Pada orang biasa, tenaga asli
tersebut dapat dilihat dan digunakan hanya pada saat orang bersangkutan
dalam kondisi terdesak saja. Misal: melompat pagar saat anjing
mengejarnya di jalan yang buntu. Dalam keadaan kembali normal / tidak
terdesak, orang tersebut serasa tidak percaya telah melompati pagar yang
tinggi tersebut. Maka di dalam
Pencak Silat ini, bagaimana menggunakan tenaga ekstra asli manusia tersebut pada saat normal, kapanpun dan dimanapun.
Secara normal
sel dalam tubuh manusia menghasilkan
zat yang bernama
Adenosine Triphospate
(A.T.P) yang merupakan cadangan energi dalam tubuh. Maka dengan bantuan
teknik olah napas, tenaga tersembunyi manusia itu dapat di latih untuk
diperoleh dan dikumpulkan di dalam tubuh. Ada banyak teknik olah napas
di dalam
Pencak Silat ini diantaranya Pernapasan Pembinaan dan Pernapasan Pengolahan. Juga Ada beberapa
Teknik jurus (disebut dengan rangkaian gerak) diantaranya adalah Rangkaian Gerak Praktis (
RGP), Rangkaian Gerakan Terikat (
RGT) dan Rangkaian Gerakan Bebas (
RGB).
Hasil olah gerak dan olah napas ini kemudian dapat diolah menjadi tenaga 'getaran'.
Urutan pemahaman gerakan pada Merpati Putih adalah: Gerak Dasar --> Gerak Pengarahan --> Gerak Naluri (plus getaran).
Selain dari Diri Sendiri (energi
badan), pengambilan
energi getaran di Pencak Silat Merpati Putih ini dapat pula diambil dari alam seperti dari
Bumi (energi
tanah juga
pohon yang berusia amat tua), atau bahkan energi dari
Angkasa (energi
bintang,
matahari ataupun
bulan.
Beberapa tahun belakangan, ilmu tenaga dalam Merpati Putih yang
mengandung energi dan getaran ini telah diselidiki lebih jauh secara
ilmu pengetahuan dan dikembangkan juga untuk pengobatan serta untuk kepentingan orang
tuna netra, agar mereka bisa membaca, membedakan dan mengenali warna serta dapat mempermudah segala aktivitas lainnya sehari-hari.
Pola latihan Merpati Putih sudah diteliti oleh ilmuwan sejak mulainya
Operasi Seta I (1972) bersama dengan para Taruna Militer dengan hasil
bahwa metode latihan Merpati Putih menghasilkan pola yang hampir sama
dengan aerobik plus ditambah munculnya tenaga tambahan. Secara aktif
diteliti efeknya pada tubuh manusia oleh para dokter-dokter spesialis di
Yayasan Jantung Sehat. Getaran juga diujicobakan pada Badan Tenaga Atom
Nasional (BATAN) untuk mendeteksi radiasi nuklir. Hasilnya, getaran
Merpati Putih dapat lebih cepat digunakan untuk mendeteksi radiasi
nuklir dibanding alat yang digunakan oleh BATAN. Pada Markas Polisi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Mapolda MetroJaya) getaran Merpati Putih
diujicobakan untuk mendeteksi narkoba yang disembunyikan pada mobil,
kantong perorangan, lemari, dan banyak tempat. Hasilnya, pesilat
berhasil menunjukkan dengan sempurna lokasi penyimpanan narkoba
tersebut. Belum lama ini (2009), bekerja sama dengan Pemerintah Propinsi
DKI Jakarta, getaran Merpati Putih digunakan untuk mendeteksi kerusakan
Daerah Aliran Sungai (DAS) di sepanjang Ciliwung. Tahun 2010 sedang
diupayakan kerjasama dengan Palang Merah Internasional untuk masuk di
dalam tim bantuan pencarian korban bencana alam.
Hingga kini terus dikembangkan untuk masuk pada aspek-aspek kemanusiaan lainnya.
Tingkatan dan Latihan
Ada dua belas tingkatan di dalam PPS Betako Merpati Putih ini.
Tingkatan-tingkatan dalam PPS Betako Merpati Putih dimulai dengan:
- Tingkat Dasar I, tingkatan pertama masih berstatus calon
anggota, walaupun telah berseragam baju atau kaos berwarna putih, celana
hitam, kerah baju merah dengan label nama diri di dada namun sabuk
masih putih polos.
- Tingkat Dasar II, tingkatan kedua dan seterusnya telah memakai seragam anggota tanpa nama diri dengan lambang IPSI dan lambang Merpati Putih di dada serta bersabuk merah polos.
- Tingkat Balik I, sabuk merah (tanpa strip) dengan lambang Merpati Putih di salah satu ujungnya.
- Tingkat Balik II, sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan berstrip merah di salah satu ujungnya.
- Tingkat Kombinasi I, sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan berstrip jingga di salah satu ujungnya.
- Tingkat Kombinasi II, sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan berstrip kuning di salah satu ujungnya.
- Tingkat Khusus I (Khusus Tangan), sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan berstrip hijau di salah satu ujungnya.
- Tingkat Khusus II (Khusus Kaki), sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan berstrip biru di salah satu ujungnya.
- Tingkat Khusus III (Khusus Badan), sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan berstrip nila di salah satu ujungnya.
- Tingkat Penyegaran, sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan berstrip ungu di salah satu ujungnya.
- Tingkat Inti I, sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan berstrip putih di salah satu ujungnya.
- Tingkat Inti II, sabuk merah dengan lambang Merpati Putih dan berstrip merah dan putih di salah satu ujungnya.
Para anggota berlatih paling tidak dua kali dalam seminggu di suatu
Kelompok Latihan atau biasa disebut Kolat. Setiap kali latihan memakan
waktu sekitar kurang-lebih dua jam. Pada tiap
tahun, yaitu tepatnya setiap
Tahun Baru 1 Suro atau
1 Muharam, seluruh anggota dari
Sabang sampai
Merauke diperbolehkan mengikuti dan berkumpul bersama-sama anggota lainnya di
Yogyakarta, tepatnya di pantai
Parang Kusumo untuk latihan bersama dari semua Tingkatan. Juga diadakan
Napak Tilas di daerah
Bukit Manoreh.
Acara ini sudah merupakan tradisi di dalam perguruan pencak silat ini
yang berguna untuk mengetahui dan dapat bertukar pikiran antar anggota
satu dengan anggota lainnya.
Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) pada tiap tingkatan dibedakan
berdasarkan wilayah. Pada tingkat Dasar I hingga Balik II dilaksanakan
di Cabang (Pengcab). Pada UKT Tingkat Kombinasi I menuju Kombinasi II
dilaksanakan di Daerah (Pengda). Sedangkan UKT untuk tingkat Kombinasi 2
keatas dilaksanakan di Pusat (Parangkusumo, Yogyakarta) baik anggota
dalam negeri maupun luar negeri.
Sikap Hormat Perguruan
"Mengangkat dua jari tangan kiri (telunjuk dan jari tengah) di depan
kening. Bersamaan itu pula sambil menarik napas halus disertai tangan
kanan mengepal di depan dada agak ke kiri (di depan jantung) tidak
menempel, badan tegak, pandangan lurus ke depan, muka tegak, kaki
terbuka (selebar sikap sempurna)"
Artinya :
1. Dua jari di depan kening
- Anggota Merpati Putih selalu mengutamakan pemikiran terlebih dahulu daripada bertindak
- Dua jari juga merupakan lambang perdamaian (kode etik internasional)
sehingga anggota Merpati Putih harus selalu mengutamakan, menjunjung
tinggi menghormati, serta mencintai perdamaian
- Dua jari juga mengingatkan kita bahwa di dunia ini ada dua hal yang
selalu ada baik-buruk, siang-malam, ayah-ibu, pria-wanita, untung-rugi,
ada penciptaan-ada ciptaan.
2. Tangan mengepal
- Melambangkan keteguhan hati (waktu menghirup napas) menyatukan
dengan alam, dengan kehendak-Nya, berpasrah diri, menyadari
sedalam-dalamnyabahwa kita hamba Tuhan.
3. Bentuk kaki (sikap sempurnya)
- Melambangkan sikap mandiri, kokoh, tegak, tegap, tegas dengan sikap memandang lurus ke depan.
Arti Baju Seragam Merpati Putih
1.
Baju, terdapat lubang 3 pasang di dekat leher. Warna putih
dengan leher warna merah berbentuk segi lima dengan garis - garis
jahitan berjumlah 5 buah pada bagian setiap ujung lengan.
Artinya :
- Warna putih menunjukkan kesucian, ketulusan hati, kepasrahan, keterbukaan hati serta menjunjung tinggi arti perdamaian.
- Leher berbentuk segi lima menggambarkan Pancasila, terdapat juga
jumlah jahitan pada leher tersebut. Ini berarti anggota Merpati Putih
menjunjung tinggi dasar negara Indonesia yaitu Pancasila.
- Lubang tali kancing mengingatkan kita agar selalu ingat bahwa di dalam hidup ini terdapat :
TUHAN YME (sang pencipta), ALAM (sumber hidup), DUNIA (kehidupan).
Selain itu juga menggambarkan jumlah janji anggota Merpati Putih yang
sering disebut TRI PRASETYA.
2.
Celana, berwarna hitam menggambarkan ciri khas Pencak Silat
indonesia dan merupakan pakaian khas masyarakat (petani). Warna hitam
juga melambangkan keteguhan hati.
3.
Sabuk, berwarna merah dengan jumlah jahitan 5 jalur
menggambarkan Pancasila. Dalam menggunakan seragam yang telah dilengkapi
dengan menggunakan sabuk merah berarti telah siap sebagai anggota
Merpati Putih yang mengerti makna baik dan buruk serta bertanggung jawab
dalam melaksanakan dan mengamalkan ajaran perguruan yaitu MERSUDI
PATITISING TINDAK PUSAKANE TITISING HENING. Anggota yang sudah bersabuk
merah sebenarnya memiliki beban tanggung jawab yang besar. Anggota yang
sudah diakui penuh, disumpah melalui janji Anggota. Disitulah perguruan
mulai menanamkan sesuatu yang harus dilaksanakan anggota yaitu :
1. Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Kepada negara dan bangsa sebagai perwujudan alam seisinya.
3. Kepada perguruan sebagai wadah penggaliannya.
Anggota yang masih bersabuk putih merupakan ujian semakin dijiwainya
gerak dalam berlatih pencak silat dan olah napas. Maka akan muncul
semangat dari anggota bersabuk putih untuk mendapat pengakuan dari
Keluarga Besar Perguruan Pencak Silat Merpati Putih.
Arti Lambang PPS Betako Merpati Putih
1.
Bentuk segi lima, PPS Betako Merpati Putih berasaskan Pancasila dan UUD 1945.
2.
Garis segi lima berwarna merah, melammbangkan persatuan dan
kesatuan seluruh Keluarga Besar PPS Betako Merpati Putih dalam
mengembangkan dan melestarikan budaya bangsa.
3.
Warna dasar biru, melambangkan sikap dan watak perdamaian sebagai pesilat, baik di tingkat lokal, regional, nasional, maupun internasional.
4.
Tulisan Betako dan Merpati Putih Bermotif Aksara Jawa, melambangkan sumber ilmu Merpati Putih berasal dari tanah Jawa yang merupakan budaya asli bangsa indonesia.
5.
Gambar tangan berwarna hitam (telapak tangan), melambangkan keteguhan hati bagi setiap anggota Merpati Putih.
6.
Warna kuning melingkari tangan, melambangkan kejayaan dari ilmu Merpati Putih.
7.
Burung merpati dengan kepala tunduk, melambangkan sikap dan
watak anggota Merpati Putih, semakin memiliki ilmu semakin mencapai
ketenangan lahir dan batin, seperti falsafah padi (semakin berisi
semakin merunduk).
8.
Pita berwarna merah bertuliskan Merpati Putih berwarna putih, melambangkan warna bendera Pusaka Merah Putih yang melambangkan keberanian dan kesucian.
Guru dan Pewaris
Sang Guru :
Saring Hadi Poernomo (Ayah Mas Poeng dan Mas Budi)
Guru Besar :
Poerwoto Hadi Poernomo (Mas Poeng)
Budi Santoso Hadi Poernomo (Mas Budi)
Dewan Guru :
Yadi Mintorogo (Mas Yadi)
Soenarjo (Mas Nardjo)
Mulyanto Tambak (Mas Mul)
M. Poerwono (Mas Poer)
Pewaris Muda :
Amos Priono Tri Nugroho (putra dari Mas Poeng)
Nehemia Budi Setyawan (putra dari Mas Budi)
Perkembangan Merpati Putih
Perkembangan Merpati Putih dari sejak berdiri tanggal 2 April 1963 sampai saat ini dapat dicatat sebagai berikut:
- Tahun 1968 mendapat kehormatan melatih anggota seksi I Korem 072 dan Anggota Bataliyon 403/ Diponegoro di Yogyakarta
- Tahun 1973 bekerja sama dengan AKABRI udara dan beberapa tenaga ahli
dari fakultas kedokteran Universitas Gajah Mada dipimpin oleh Prof .Dr
.Achmad Muhammad, mengadakan penelitian dari segi-segi yang menyangkut
metode latihan Betako Merpati Putih. Hasil penelitian ini mendorong
pengembangan yang lebih luas wawasan Merpati Putih.
- Tahun 1976 mendapat kehormatan melatih para Anggota Pasukan Pengawal Presiden ( PASWAPRES ).
- Tahun 1977 Terbentuk Cabang Jakarta dan sekaligus mendapat peluang melatih para anggota Koppasandha di Cijantung.
- 5 oktober 1978 peragaan hasil latihan oleh Anggota Koppasandha tersebut pada perayaan HUT ABRI.
- Tahun 1983 kerja sama dengan pusat jasmani Militer Komando Pengembangan Pendidikan dan latihan TNI AD
- Tahun 1984 kerja sama dengan Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta mengadakan penelitian tentang Manfaat latihan Merpati Putih.
- Tahun 1987 kerja sama dengan yayasan jantung sehat dan Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, dipimpin oleh Dr.Dede Kuswara.
- Tahun 1987 Tour bersama IPSI ke Eropa dalam misi Budaya Bangsa
- Tahun 1989 Partisipasi dalam pembukaan SEA GAMES di Jakarta
- Tahun 1990 bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
- Tahun 1991 pelatihan Tuna Netra
- Tahun 1992 Membawa dan memperkenalkan Tuna Netra hasil latihan ke Eropa .
- Tahun 1992 Partisipasi latihan untuk Tim PSSI Yunior (Kejuaraan Yunior Asia 1992 ) dan Tim PSSI PRA PIALA DUNIA 1992
- Tahun 1994 Tour persahabatan ke Belanda
- Tahun 1994 bersama KADIN peragaan di Brunei Darussalam
- Tahun 1994 Melatih Tuna Netra Kerajaan Oman
- Tahun 1995 kerja sama dengan yayasan Kartika Destarata (Yayasan
Tunanetra Persit Kartika Chandra Kirana TNI AD ) melatih Tuna Netra
se-Indonesia
- Tahun 2009 bekerja sama dengan PEMPROV DKI Jakarta dalam upaya penyelamatan Sungai Ciliwung dari kerusakan
- Tahun 2010 Pemantapan dan Penyeragaman Pelatih Se Jabotabek dan sekitarnya.
- Tahun 2010 Program Pelatihan Ekskul SD, SMP, SMA
- Tahun 2010 sedang diupayakan kerjasama dengan Palang Merah
Internasional untuk tergabung dalam tim pencari korban bencana alam.
Getaran akan digunakan untuk deteksi lokasi korban bencana alam (banjir,
kebakaran, tanah longsor, dsb)
- Tahun 2011 melakukan pagelaran teater silat berbasis gerakan dan
keilmuan Merpati Putih (tata gerak, power, dan getaran tutup mata) di
Gedung Kesenian Jakarta dengan tema "PENDEKAR KELANA".
Selanjutnya dari Tahun ke Tahun PPS Betako Merpati Putih berkembang
ke seluruh pelosok Tanah Air bahkan Manca Negara. Sampai saat ini telah
terbentuk 10 PENGDA dan 85 Cabang di seluruh Indonesia dan 4 Cabang di
luar negeri.
Merpati Putih adalah salah satu perguruan silat yang mendapatkan
akses pada militer khusus dengan dilatihnya para special force Indonesia
seperti Kopassus (TNI-AD), Marinir, Kopaska (TNI-AL), Paskhas (TNI-AU),
Brimob (Kepolisian). Pelatihan ini menunjukkan tidak adanya unsur
klenik atau magis di dalamnya. Merpati Putih juga aktif berpartisipasi
di dalam event-event nasional dan internasional seperti World Martial
Arts Festival dan International Martial Arts.
Para Dewan Guru, Guru Besar, Pewaris, dan Senior senantiasa
mengembangkan secara aplikatif beragam aspek dari getaran. Beberapa
hasil aplikatif dari getaran (vibravision) yang berhasil dikembangkan
oleh Merpati Putih:
- Program Normalisasi Diabetes
- Program Pelatihan Tuna Netra (atau siapa saja yang kehilangan daya
lihat karena kecelakaan atau disebabkan oleh penyakit seperti Glukoma,
Retinitis Pigmentosa dan lain-lain)
- Program Pelatihan Tuna Netra yang buta total akibat kerusakan pada mata yang akut
- Program Kecantikan Kulit
- Program 'Lepas Kacamata' bagi mata yang minus, plus, atau silinder
- Program Penghancuran Batu Ginjal (masih tahap riset)
- Regenerasi sel-sel tubuh (program kebugaran untuk manula dan yang menderita penyakit)
- Deteksi radiasi nuklir (bekerja sama dengan BATAN). Hasilnya,
getaran Merpati Putih lebih cepat mendeteksi keberadaan radiasi
dibanding alat dari BATAN
- Deteksi narkoba di Mapolda Metro Jaya (Jakarta, bekerja sama dengan
Brimob DKI Jakarta). Hasilnya, getaran Merpati Putih dapat menunjukkan
lokasi penyimpanan narkoba meski disembunyikan pada mobil, kantong,
jaket, lemari, sepatu, dan yang lainnya.
Pesilat Nasional dan Dunia
Merpati Putih ikut memberikan sumbangsih terhadap bangsa dan negara
dengan beberapa anggota yang menjadi pesilat nasional dan dunia seperti:
- Joko Suprihatno (Juara Dunia)
- Haris Nugroho (Juara Dunia)
- Dian Kristanto (Juara Dunia, Kejuaraan Dunia Pencak Silat 2010 di Padepokan Taman Mini Indonesia Indah)