BAB I
Pendahuluan
A.
Latar Belakang
Penulisan karya ilmiah merupakan salah satu kegiatan pokok
di universitas. Karya ilmiah merupakan karya tulis yang telah diakui dalam
bidang ilmu pengetahuan,tekhnologi dan kesehatan. Karya ilmiah ditulis sesuai
dengan tata cara ilmiah,dan mengikuti pedoman ilmiah yang telah disepakati atau
ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan tinggi.
Melalui pembuatan karya ilmiah, masyarakat akademik pada
suatu universitas dapat mengomunikasikan informasi baru,gagasan,kajian atau hasil
penelitian. Pelaporan karya ilmiah memerluakan suatu pedoman tentang pembuatan
karya ilmiah , khususnya karya tulis
ilmiah.
B. Rumusan
Masalah
a. Bagaimana cara memilih dan
menentukan masalah?
b. Mengapa dilakukan pembatasan
masalah?
c. Apa pentingnya menentukan tujuan?
d. Bagaimana pedoman perumusan tesis?
e. Bagaimana penyusunan kerangka
tulisan yang baik dan benar?
f. Bagaimana menentukan judul?
g. Dari mana sajakah pengumpulan bahan
itu?
h. Bagaimana penulisan karya ilmiah
yang sistematis?
i.
Bagaimana
penyemprnaan karya ilmiah dari segi isi, bahasa, dan tekhnik penulisan.
C. Tujuan
a. Dapat memilih dan menentukan
masalah
b. Dapat membatasi masalah karya tulis
ilmiah
c. Mengetahui pentingnya menentukan tujuan penulisan
d. Mengetahui pedoman perumusan tesis
e. Dapat menyusun kerangka tulisan yang
baik dan benar?
f. menentukan judul karya tulis ilmiah
g. pengumpulan bahan
h. mengetahui penulisan karya tulis
ilmiah
i.
dapat
menyempurnakan karya ilmiah dari segi isi, bahasa, dan tekhnik penulisan.
BAB II
Pembahasan
A.
Perencanaan
Tulisan
1.
Pemilihan dan penentuan masalah
Pekembangan peradaban manusia serta perubahan ilmu
pengetahuan menjadi samudera yang penuh dengan masalah. Masalah terjadi karena
adanya dua wujud tanggapan manusia terhadap realitas alamiah dan merupakan
penyimpangan dari apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi,penyimpangan
antara teori dengan praktik. Masalah berasal dari bahasa arab yang bentuk
jamaknya masa’il/problem dalam bahasa
inggris. Masalah merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang
terjadi. Dan merupakan salah satu penyebab yang mendorong manusia untuk selalu
mencari jawabannya. Mc Guigan(dikutip dari Sevilla dkk.,1993:4) menyatakan
bahwa ada 3 keadaan yang dapat memunculkan masalah, yaitu:
a. Ada informasi yang mengakibatkan
munculnya kesenjangan dalam pengetahuan kita(antara teori yang diketahui dengan
bukti-bukti empiris yang teramati)
b. Ada hasil-hasil yang bertentangan
Maksudnya,apabila kita jumpai suatu
keadaan objek yang sama namun,pertama terjadi pertentangan antara hasil
penelitian dengan yang kedua. Sehingga
bila terjadi demikian,solusinya adalah dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan
yang ada,dengan jalan mengamati teori,metode,dan sumber data yang digunakan.
c.
Ada
suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskannya melalui penelitian.
Yaitu,berhubungan dengan suatu
kondisi peneliti menemukan bahasa tertentu atau aspek tertentu yang belum
pernah kita teliti.
Setiap penelitian selalu berangkat dari masalah. Dan dalam
segala penelitian ternyata kita menemukan permasalahan ilmiah yang harus di
atasi. Dengan demikian,penelitian tidak lain adalah ikhtiar manusia yang
dilakukan dalam upaya pemecahan masalah yang dihadapi. Sebab,tidak jarang suatu
penelitian membuka jalan masalah lain yang tidak pernah terpikikan sebelumnya.
Adapun kriteria dalam menetapkan masalah:
a. Apakah masalah ini ada manfa’atnya?
b. Apakah masalah dapat diteliti?
c. Apakah masalah itu menarik untuk
dipecahkan?
Menurut Jack R. Fraenkel dan Norman
E. Wallen:
a.
Harus
feasible ( Memungkinkan tuk diteliti)
b.
Harus
clear
( jelas)
c.
Harus significant (bermanfaat)
d.
Harus
ethic (tak membahayakan pihak lain)
2.
Pembatasan
Masalah
Masalah yang ditentukan haruslah spesifik. agar tidak
terdapat banyak kendala seperti terbatasnya waktu yang tersedia, biaya yang
tidak memadai dan kemampuan peneliti sendiri. Agar peneliti dapat menentukan
masalah dengan lebih tepat, hendaknya terdapat :
a.
Terdapatnya
5 W
untuk dijadikan acuan.
b.
Masalah
hendaknya singkat , bermakna,dan tidak bermakna ganda. Selaras dengan pendapat
para pakar (Gay 1981:28; Yoseph & Yosep 1973:45). Masalah yang dibatasi, dapat
memungkinkan penarikan simpulan yang tegas.
3.
Penentuan
tujuan
Perlunya menentukan tujuan yang jelas bukanlah hal yang
berlebihan. Sebab, Tujuan yang jelas dalam penelitian merupakan kunci
keberhasilan. Tanpa tujuan yang jelas,peneliti menghadapi ketidakpastian yang
mengganggu sebab mereka kehilangan arah. Penentuan tujuan memberikan landasan
untuk merancang suatu penelitian dan merupakan upaya yang sistematis untuk
menjelaskan, memahami, memecahkan, dan
mengantisipasi suatu masalah. tujuannya juga merupakan faktor kunci dalam memberikan
bentuk dan makna bagi karya tulis ilmiah kita. Tanpa tujuan yang jelas,suatu
karya tulis dapat dengan mudah diawali dengan langkah yang salah,dan hasilnya
tidak meyakinkan. Selama proses itu para peneliti menghadapi
kebingunan,ketidakpastian,dan rasa khawatir yang sangat mengganggu karena
sesuatu sebab mereka kehilangan arah.
Sebelum tujuan dapat dirinci, perlu ditetapkan masalah apa
yang dihadapi. Karena,alasan utama diadakannya penelitian sebagai sarana
mencapai tujuan. Adapun unsur pokok menetapkan tujuan adalah (hal ini
seharusnya menjadi jelas setelah beberapa pertanyaan dasar berikut ini
tetjawab) :
a.
Apakah
yang ingin dicapai?
b.
Masalah
apa sajakah yang penting?
c.
Siapakah
pihak yang terlibat dan mendapatkan manfa’at?
d.
Hal
apa sajakah yang akan berubah?
e.
Mengapa
penelitian itu dibuat?
Dan,hendaknya unsur pokok ini merupakan hal khusus yang
menjadi cirinya.
4.
Perumusan
Tesis
Membuat tesis merupakan kewajiban mahasiswa tingkat sarjana
/pascasarjana. Menurut Ndraha(1988), Tesis bertujuan untuk membangun teori baru
atau mengembangkan toeri lama. Berikut ini adalah format isian tesis :
1.
Bagian
awal
a.
Halaman
sampul
Berisi : judul secara lengkap, kata
tesis,nama,dan nomor pokok mahasiswa, lambing universitas dengan diameter 5
cm,dan diikuti dengan nama lengkap universitas, fakultas, jurusan dan waktu.
Semua huruf dicetak dengan huruf capital. Ukuran huruf adalah font 12-17.
b.
Halaman
Judul
Contoh: Penafsiran Muhammad Rasyid Ridha terhadap ayat-ayat Al Qur’an tentang
al Kitab. Halaman judul terdiri 2 halaman. Halaman pertama, isi dan
formatnya sama dengan huruf sampul. Halaman judul kedua memuat:
1. Judul tesis
2. Nama mahasiswa
3. NPM
4. Nama program study
5. Logo universitas
6. Nama jurusan
7. Nama fakultas dan nama universitas
8. Nama tempat dan tahun penulisan
c. Abstrak
Intisari
kandungan skripsi yang ditulis dalam bentuk esai pendek. Bias bahasa arab atau
inggris. Ditulis di satu halaman, maksimal 2 halaman. Hanya menguraikan bagian
yang penting secara singkat dan padat
tentang tema, tujuan, dan kesimpulan. Sehingga karya ilmiah dapat tergambar
secara ringkas dan jelas. Harus diingat, abstrak bukanlah kesimpulan yang
ditempatkan pada bagian awal KTI, bukan pula intisari dari bagian
pendahuluannya, atau eingkasan rumusan masalahnya.
d. Halaman persetujuan pembimbing,
berisi:
1. Judul halaman ‘’ Persetujuan
pembimbing”
2. Teks persetujuan
3. Tanggal persetujuan
4. Tanda tangan, nama, dan NIP
pembimbing
e. Halaman pernyataan keaslian
kepengarangan
Unsur halaman ini:
1. Judul halaman “Pernyataan keaslian”
2. Teks pernyataan “ Dengan penuh
kesadaran, penyusun yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Tesis ini
benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa
ia merupakan duplikat yang dibuat oanglain keseluruhan atau sebagian, maka
tesis ini beserta gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum”
3. Tanggal pernyataan
4. Tanda tangan penyusun
5. Nama dan NIM penyusun
f.
Halaman
pengesahan
1. Kalimat “PENGESAHAN” sebagai judul
2. Teks pengesahan
3. Tanggal pengesahan
4. Nama para tim penguji , jabatan,
dan tanda tangan asli mereka
5. Diketahui oleh dekan fakultas
g. Kata pengantar
h.
Daftar isi
Cara penulisan:
1. Kata DAFTAR ISI ditulis capital,tanpa garis bawah,dan tanpa
titik
2. Unsur-unsur dari bagian awal
3. Bab-bab
2. Bagian isi
a. Pendahuluan
1. Latar belakang masalah. Bagian ini
dititikberatkan pada alasan yang menuntut dilakukan penelitian. Ia dirumuskan
dalam bentuk pernyataan–pernyataan yang saling berhubungan, yang didalamnya
mengandung kesenjangan.
2. Identifikasi masalah. Tahapan ini
dilakukan setelah ditemukan masalah-masalah yang berhubungan dengan bidang ilmu
penelitian. Menurut Kerlinger(1973) dan Ari(1995),masalah yang akan ditulis
pada bagian ini umumnya disajikan dalam bentuk kalimat tanya. Pencarian masalah
yang sebanyak-banyaknya ini tercermin pada bagian latar belakang masalah.
3. Batasan masalah. Upaya untuk mempertegas
aspek-aspek tertentu dari masalah yang akan diteliti. Definisi sangat
terbatas,dalam arti lebih kongkret dan terukur
4. Batasan penelitian
5. Rumusan masalah. Bagian ini mencoba
memformulasikan secara ringkas, jelas dan tajam tentang permasalahan utama yang
ada di latar belakang, batasan masalah, dan batasan penelitian dalam satu paragraf dengan
menggunakan kalimat biasa.
Berikut
beberapa tips untuk membuat rumusan masalah:
a) Diawali dari kata tanya 5W1H or
ABDIKASIM (apa, bagaimana, dimana, kapan, siapa, mengapa). Pilih salah satu
jenis pertanyaan apa yang ingin dicari jawabannya. Kata tanya yang paling
sering digunakan adalah apa dan bagaimana.
b) Menentukan jenis karya ilmiah yang
akan ditulis.
c) Rumusan masalah haruslah
se-spesifik mungkin. Artinya hanya mencakup apa yang akan didiskusikan pada
penelitian serta harus didukung bukti atau teori yang spesifik.
d) Rumusan masalah biasanya terlihat
di akhir paragraf pertama dalam sebuah karya tulis ilmiah.
e) Tema terkadang berubah pada waktu
proses penulisan. Jadi dibutuhkan revisi untuk merefleksikan kenyataan yang
dipermasalahan pada penelitian.
f) Hipotesis penelitian. Hipotesis
merupakan suatu pernyataan sementara atau dugaan jawaban yang paling
memungkinkan walaupun masih harus dibuktikan dengan penelitian. Dugaan jawaban
sementara ini pada prinsipnya bermanfa’at membantu peneliti agar proses
penelitiannya lebih terarah.
6. Metode penelitian. Kualitas hasil
penelitian tergantung dari data yang didapat disamping proses pengolahan yang
dilakukan. Pada bagian ini,cukup dijelaskan secara ringkas karena secara detail
akan dijelaskan ulang pada bab khusus”laporan penelitian yang sebenarnya”
7. Tinjauan pustaka. Idealnya,dapat
mengetahui hal-hal apa yang telah diteliti dan yang belum. Sehingga tidak
terjadi duplikasi penelitian. Uraian dalam tinjauan pustaka dijadikan rujukan
dalam perumusan kerangka berpikir,yang sepenuhnya digali dari bahan yang
ditulis oleh ahli dibidang ilmu yang berhubungan dengan penelitian.
8. Kerangka pemikiran. Seluruh
kegiatan penelitian,mulai dari tahap awal sampai tahap akhir harus merupakan
satu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh dalam rangka mencari jawaban ilmiah
terhadap masalah yang diteliti. Kerangka ini dibuat dalam suatu skema sehingga
isi penelitian dapat diketahui dengan jelas. Dianjurkan kerangka pemikiran ini
dilengkapi dengan penjelasan secara narasi. Kerangka pemikiran sepenuhnya
menjadi milik peneliti,dengan mempertimbangkan informasi yang dirumuskan dalam
tinjauan pustaka,kemudian dijadikan rujukan dalam kegiatan penelitian yang akan
dilaksanakan.
9. Tujuan dan kegunaan
10. Garis-garis besar isi tesis
b. Bab-bab penguraian
Memuat
hasil penafsiran dan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan yang
merupakan jawaban terperinci
c. Bab penutup
a. Kesimpulan
Yang
ringkas,padat,dan tegas. Kesimpulan ini harus merupakan jawaban yang tegas
terhadap pokok masalah.
b. Saran
Sebelum kita menuju pada penulisan
karya ilmiah ada baiknya jika kita mulai
terlebih
dahulu dari yang paling sederhana, menyusun karangan. menyusun karangan bukan
berarti sekedar menyusun dengan bebas, adakalanya kita perlu langkah-langkah
yang berurutan agar terbiasa sehingga mudah dalam mengembangkantulisan
Ada 2 macam karangan yaitu karangan yang bersifat fiksi dan karangan yang bersifat nonfiksi. fiksi lebih kearah khayalan sedangkan nonfiksi lebih kearah kejadian nyata (benar-benar terjadi). Penulisan karya tulis merupakan salah satu contoh karangan nonfiksi karena kejadiannya yang benar-benar dialami, atau dikerjakan. sedangkan karangan fiksi contoh realnya adalah cerita pendek yang terkadang berupa cerita yang tak mungkin terjadi. Pada dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan. kali ini kita coba tinjau terlebih dahulu langkah-langkah menyusun karangan satu per satu
Ada 2 macam karangan yaitu karangan yang bersifat fiksi dan karangan yang bersifat nonfiksi. fiksi lebih kearah khayalan sedangkan nonfiksi lebih kearah kejadian nyata (benar-benar terjadi). Penulisan karya tulis merupakan salah satu contoh karangan nonfiksi karena kejadiannya yang benar-benar dialami, atau dikerjakan. sedangkan karangan fiksi contoh realnya adalah cerita pendek yang terkadang berupa cerita yang tak mungkin terjadi. Pada dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan. kali ini kita coba tinjau terlebih dahulu langkah-langkah menyusun karangan satu per satu
a)
Menentukan
tema dan judul
b)
Mengumpulkan
bahan
c)
Menyeleksi
bahan
d)
Membuat
kerangka
B. Penentuan judul
Judul Merupakan cermin dari jiwa
seluruh pemikiran yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Pada umumnya judul
disusun berdasarkan masalah yang telah ditetapkan.Oleh karena itu,judul ditulis
dalam kalimat yang menarik,serta mencerminkan isinya: deskriptif,atau
eksplanatif,atau prediktif.
C. Pengumpulan bahan
Tekhnik
pengumpulan bahan:
1.
Tekhnik
wawancara
Tujuannya untuk memperoleh
kontruksi yang terjadi sekarang tentang
orang,kejadian,aktivitas,perasaan,motivasi dan sebagainya; rekontruksi keadaan
tersebut telah terjadi pada masa lalu; proyeksi keadaan tersebut yang
diharapkan terjadi pada masa yang akan datang; dan verifikasi,pengecekan dan
pengembangan yang telah didapat sebelumnya( Lincolm & Guba,1985).
Fungsi
wawancara:
·
Sebagai
strategi utama dalam mengumpulkan data
·
Sebagai
strategi penunjang
2.
Tekhnik
observasi
Yaitu, mengenal,turut serta dan
mengamati aktivitas-aktivitas manusia kemudian berusaha melukiskan situasi dan
apa yang terjadi disana. Setelah itu, menentukan fokus penelitian dengan
menyempitkan pengumpulan datanya. Dan menyempitkan lagi penelitiannya dengan
melakukan observasi selektif sampai akhir pengumpulan data
3.
Angket
Yakni suatu pengumpulan data dengan
memberikan daftar pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon
atas daftar pernyataan tersebut.
4.
Tekhnik
dokumentasi
Mengumpulkan bahan dari sumber non
manusia. Terdapat alasan mengapa digunakan sumber ini yakni sumber ini selalu
tersedia dan murah/efisien.
5.
Analisis
data
Proses pengaturan secara
sistematis bahan-bahan yang telah
didapat untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut agar dapat dipresentasikan kepada oranglain
(Bogdan dan Biklen,1982)
D. Penulisan Karya Ilmiah
a.
Bagian
awal
1. Halaman sampul
2. Halaman judul
3. Abstrak
4. Halamn persetujuan pembimbing
5. Halaman pernyataan penulis
6. Halaman pengesahan
7. Halaman pengantar
8. Daftar isi
b.
Bagian
inti
1. Bab I Pendahuluan
2. Bab II Kajian Pustaka
3. Bab III Metode penelitian
4. Bab IV Hasil penelitian
5. Bab V Pembahasan
c.
Bagian
penutup
1. Daftar pustaka
2. Pernyataan keaslian tulisan
3. Lampiran
4. Riwayat hidup singkat penulis
E. Penyempurnaan karya ilmiah
a.
Bagian
isi
Isi
bagian ini sangat bervariasi, lazimnya berisi kupasan,argumentasi,pendirian
atau sikap penulis mengenai masalah yang dibicarakan. Banyak sub tidak
ditentukan, tergantung kecukupan kebutuhan penulis menyampaikan
pikiran-pikiran. Dengan sistematika yang
logis, sejauh mungkin menjauhi sikap tertutup. Walaupun demikian,perlu dijaga
agar tampilan tidak terlalu panjang.
b.
Bagian
bahasa
Ciri-ciri
bahasa ilmiah adalah obyektif,jelas,cermat,dan konsisten. Pernyataan yang
bersifat ambigu. Karna bahasa ilmiah adalah bukan bahasa dakwah atau bahasa
popular dan jauh dari bahasa pasaran atau bahasa gaul.
Harus
diperhatikan penggunaan huruf
capital,huruf kecil,tanda koma,tanda titik,tanda hubung,dan tanda baca lainnya.
Kata asing yang belum menjadi kosa kata bahasa Indonesia hendknya ditulis dengan
huruf miring.
c.
Bagian
teknik penulisan
a. Teks (bagian tubuh penulisan)
1. Pengaturan margin
a. Margin kiri dan atas, 4 cm dari
kertas
b. Margin kanan dan bawah, 3 cm dari
ujung kertas
c. Tidak timbale balik
2. Pengaturan posisi judul
halaman-halaman judul
a. 4cm dari ujung atas kertas
b. Semua judul diketik dengan huruf
capital dan ditebalkan
3. Jarak spasi antarbaris dan jarak
ketukan antar kata
a. Jarak antar nomor bab dengan judul
bab adalah 2 spasi
b. Jarak judul bab dengan sub bab
adalah 4 spasi . dan jarak subbab dengan baris pertama teks adalah 2 spasi
c. Teks diketik dengan jarak exactly
24pt. untuk menjaga kerapian teks
d. Abstrak,riwayat hidup dan
keterangan lain dilampirkan ,diketik 18pt
e. Daftar pustaka diketik dengan jarak
12pt dan diakhiri dengan titik.
f. Antara setiap kata dengan kata
berikutnya berjarak 1 ketukan.
BAB III
Penutup
A. KESIMPULAN
Karya tulis
ilmiah adalah karya tulis yang disusun berdasarkan hasil-hasil penelitian
ilmiah yang telah dilakukan dalam bentuk makalah,dan tesis. Adapun bahasa yang
digunakan adalah bahasa ilmiah yang obyektif dan jelas.Menyusun atau membuat
karya tulis ilmiah merupakan suatu rangkaian kegiatan mengungkapkan hasil
pemikiran dalam bentuk tulisan dengan memenuhi criteria dan etika penulisan
ilmiah.
B. SARAN
Ø Tidak boleh berat sebelah
Ø Ciptakan suasana yang nyaman dalam
berdiskusi
Ø Menerima pendapat yang ada dari
kelompok lain
Ø Perbanyak membaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar