Selasa, 24 Januari 2012

cara penulisan karya ilmiah


BAB I
Pendahuluan

A.    Latar Belakang
Penulisan karya ilmiah merupakan salah satu kegiatan pokok di universitas. Karya ilmiah merupakan karya tulis yang telah diakui dalam bidang ilmu pengetahuan,tekhnologi dan kesehatan. Karya ilmiah ditulis sesuai dengan tata cara ilmiah,dan mengikuti pedoman ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan oleh suatu lembaga pendidikan tinggi.
Melalui pembuatan karya ilmiah, masyarakat akademik pada suatu universitas dapat mengomunikasikan informasi baru,gagasan,kajian atau hasil penelitian. Pelaporan karya ilmiah memerluakan suatu pedoman tentang pembuatan karya ilmiah , khususnya  karya tulis ilmiah.

B.     Rumusan Masalah
a.       Bagaimana cara memilih dan menentukan masalah?
b.      Mengapa dilakukan pembatasan masalah?
c.       Apa pentingnya  menentukan tujuan?
d.      Bagaimana pedoman perumusan tesis?
e.       Bagaimana penyusunan kerangka tulisan yang baik dan benar?
f.       Bagaimana menentukan judul?
g.      Dari mana sajakah pengumpulan bahan itu?
h.      Bagaimana penulisan karya ilmiah yang sistematis?
i.        Bagaimana penyemprnaan karya ilmiah dari segi isi, bahasa, dan tekhnik penulisan.

C.    Tujuan
a.       Dapat memilih dan menentukan masalah
b.      Dapat membatasi masalah karya tulis ilmiah
c.       Mengetahui pentingnya  menentukan tujuan penulisan
d.      Mengetahui pedoman perumusan tesis
e.       Dapat menyusun kerangka tulisan yang baik dan benar?
f.       menentukan judul karya tulis ilmiah
g.      pengumpulan bahan
h.      mengetahui penulisan karya tulis ilmiah
i.        dapat menyempurnakan karya ilmiah dari segi isi, bahasa, dan tekhnik penulisan.
BAB II
Pembahasan

A.    Perencanaan Tulisan
1.      Pemilihan dan penentuan masalah
Pekembangan peradaban manusia serta perubahan ilmu pengetahuan menjadi samudera yang penuh dengan masalah. Masalah terjadi karena adanya dua wujud tanggapan manusia terhadap realitas alamiah dan merupakan penyimpangan dari apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi,penyimpangan antara teori dengan praktik. Masalah berasal dari bahasa arab yang bentuk jamaknya masa’il/problem dalam bahasa inggris. Masalah merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Dan merupakan salah satu penyebab yang mendorong manusia untuk selalu mencari jawabannya. Mc Guigan(dikutip dari Sevilla dkk.,1993:4) menyatakan bahwa ada 3 keadaan yang dapat memunculkan masalah, yaitu:
a.       Ada informasi yang mengakibatkan munculnya kesenjangan dalam pengetahuan kita(antara teori yang diketahui dengan bukti-bukti empiris yang teramati)
b.      Ada hasil-hasil yang bertentangan
Maksudnya,apabila kita jumpai suatu keadaan objek yang sama namun,pertama terjadi pertentangan antara hasil penelitian  dengan yang kedua. Sehingga bila terjadi demikian,solusinya adalah dengan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada,dengan jalan mengamati teori,metode,dan sumber data yang digunakan.
c.       Ada suatu kenyataan dan kita bermaksud menjelaskannya melalui penelitian.
Yaitu,berhubungan dengan suatu kondisi peneliti menemukan bahasa tertentu atau aspek tertentu yang belum pernah kita teliti.
Setiap penelitian selalu berangkat dari masalah. Dan dalam segala penelitian ternyata kita menemukan permasalahan ilmiah yang harus di atasi. Dengan demikian,penelitian tidak lain adalah ikhtiar manusia yang dilakukan dalam upaya pemecahan masalah yang dihadapi. Sebab,tidak jarang suatu penelitian membuka jalan masalah lain yang tidak pernah terpikikan sebelumnya.
Adapun kriteria dalam menetapkan masalah:
a.       Apakah masalah ini ada manfa’atnya?
b.      Apakah masalah dapat diteliti?
c.       Apakah masalah itu menarik untuk dipecahkan?

Menurut Jack R. Fraenkel dan Norman E. Wallen:
a.    Harus feasible ( Memungkinkan tuk diteliti)
b.    Harus clear  ( jelas)
c.    Harus significant (bermanfaat)
d.    Harus ethic (tak membahayakan pihak lain)

2.      Pembatasan Masalah
Masalah yang ditentukan haruslah spesifik. agar tidak terdapat banyak kendala seperti terbatasnya waktu yang tersedia, biaya yang tidak memadai dan kemampuan peneliti sendiri. Agar peneliti dapat menentukan masalah dengan lebih tepat, hendaknya terdapat :
a.       Terdapatnya 5 W  untuk dijadikan acuan.
b.      Masalah hendaknya singkat , bermakna,dan tidak bermakna ganda. Selaras dengan pendapat para pakar (Gay 1981:28; Yoseph & Yosep 1973:45). Masalah yang dibatasi, dapat memungkinkan penarikan simpulan yang tegas.

3.      Penentuan tujuan
Perlunya menentukan tujuan yang jelas bukanlah hal yang berlebihan. Sebab, Tujuan yang jelas dalam penelitian merupakan kunci keberhasilan. Tanpa tujuan yang jelas,peneliti menghadapi ketidakpastian yang mengganggu sebab mereka kehilangan arah. Penentuan tujuan memberikan landasan untuk merancang suatu penelitian dan merupakan upaya yang sistematis untuk menjelaskan,   memahami, memecahkan, dan mengantisipasi suatu masalah. tujuannya juga merupakan faktor kunci dalam memberikan bentuk dan makna bagi karya tulis ilmiah kita. Tanpa tujuan yang jelas,suatu karya tulis dapat dengan mudah diawali dengan langkah yang salah,dan hasilnya tidak meyakinkan. Selama proses itu para peneliti menghadapi kebingunan,ketidakpastian,dan rasa khawatir yang sangat mengganggu karena sesuatu sebab mereka kehilangan arah.
Sebelum tujuan dapat dirinci, perlu ditetapkan masalah apa yang dihadapi. Karena,alasan utama diadakannya penelitian sebagai sarana mencapai tujuan. Adapun unsur pokok menetapkan tujuan adalah (hal ini seharusnya menjadi jelas setelah beberapa pertanyaan dasar berikut ini tetjawab) :
a.       Apakah yang ingin dicapai?
b.      Masalah apa sajakah yang penting?
c.       Siapakah pihak yang terlibat dan mendapatkan manfa’at?
d.      Hal apa sajakah yang akan berubah?
e.       Mengapa penelitian itu dibuat?
Dan,hendaknya  unsur pokok ini merupakan hal khusus yang menjadi cirinya.
4.      Perumusan Tesis
Membuat tesis merupakan kewajiban mahasiswa tingkat sarjana /pascasarjana. Menurut Ndraha(1988), Tesis bertujuan untuk membangun teori baru atau mengembangkan toeri lama. Berikut ini adalah format isian tesis :
1.      Bagian awal
a.       Halaman sampul
Berisi : judul secara lengkap, kata tesis,nama,dan nomor pokok mahasiswa, lambing universitas dengan diameter 5 cm,dan diikuti dengan nama lengkap universitas, fakultas, jurusan dan waktu. Semua huruf dicetak dengan huruf capital. Ukuran huruf adalah font 12-17.
b.      Halaman Judul
Contoh: Penafsiran Muhammad Rasyid Ridha terhadap ayat-ayat Al Qur’an tentang al Kitab. Halaman judul terdiri 2 halaman. Halaman pertama, isi dan formatnya sama dengan huruf sampul. Halaman judul kedua memuat:
1.      Judul tesis
2.      Nama mahasiswa
3.      NPM
4.      Nama program study
5.      Logo universitas
6.      Nama jurusan
7.      Nama fakultas dan nama universitas
8.      Nama tempat dan tahun penulisan
c.       Abstrak
Intisari kandungan skripsi yang ditulis dalam bentuk esai pendek. Bias bahasa arab atau inggris. Ditulis di satu halaman, maksimal 2 halaman. Hanya menguraikan bagian yang penting secara singkat  dan padat tentang tema, tujuan, dan kesimpulan. Sehingga karya ilmiah dapat tergambar secara ringkas dan jelas. Harus diingat, abstrak bukanlah kesimpulan yang ditempatkan pada bagian awal KTI, bukan pula intisari dari bagian pendahuluannya, atau eingkasan rumusan masalahnya.
d.   Halaman persetujuan pembimbing, berisi:
1.      Judul halaman ‘’ Persetujuan pembimbing”
2.      Teks persetujuan
3.      Tanggal persetujuan
4.      Tanda tangan, nama, dan NIP pembimbing
e.       Halaman pernyataan keaslian kepengarangan
Unsur halaman ini:
1.      Judul halaman “Pernyataan keaslian”
2.      Teks pernyataan “ Dengan penuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa Tesis ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat yang dibuat oanglain keseluruhan atau sebagian, maka tesis ini beserta gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum”
3.   Tanggal pernyataan
4.   Tanda tangan penyusun
5.      Nama dan NIM penyusun
f.    Halaman pengesahan
1.   Kalimat “PENGESAHAN” sebagai judul
2.   Teks pengesahan
3.   Tanggal pengesahan
4.      Nama para tim penguji , jabatan, dan tanda tangan asli mereka
5.      Diketahui oleh dekan fakultas
g.   Kata pengantar
h.    Daftar isi
                 Cara penulisan:
1.      Kata DAFTAR ISI  ditulis capital,tanpa garis bawah,dan tanpa titik
2.      Unsur-unsur dari bagian awal
3.      Bab-bab
2.      Bagian isi
a.       Pendahuluan
1.      Latar belakang masalah. Bagian ini dititikberatkan pada alasan yang menuntut dilakukan penelitian. Ia dirumuskan dalam bentuk pernyataan–pernyataan yang saling berhubungan, yang didalamnya mengandung kesenjangan.
2.      Identifikasi masalah. Tahapan ini dilakukan setelah ditemukan masalah-masalah yang berhubungan dengan bidang ilmu penelitian. Menurut Kerlinger(1973) dan Ari(1995),masalah yang akan ditulis pada bagian ini umumnya disajikan dalam bentuk kalimat tanya. Pencarian masalah yang sebanyak-banyaknya ini tercermin pada bagian latar belakang masalah.
3.      Batasan masalah. Upaya untuk mempertegas aspek-aspek tertentu dari masalah yang akan diteliti. Definisi sangat terbatas,dalam arti lebih kongkret dan terukur
4.      Batasan penelitian
5.      Rumusan masalah. Bagian ini mencoba memformulasikan secara ringkas, jelas dan tajam tentang permasalahan utama yang ada di latar belakang, batasan masalah, dan batasan    penelitian dalam satu paragraf dengan menggunakan kalimat biasa.

Berikut beberapa tips untuk membuat rumusan masalah:
a)      Diawali dari kata tanya 5W1H or ABDIKASIM (apa, bagaimana, dimana, kapan, siapa, mengapa). Pilih salah satu jenis pertanyaan apa yang ingin dicari jawabannya. Kata tanya yang paling sering digunakan adalah apa dan bagaimana.
b)      Menentukan jenis karya ilmiah yang akan ditulis.
c)      Rumusan masalah haruslah se-spesifik mungkin. Artinya hanya mencakup apa yang akan didiskusikan pada penelitian serta harus didukung bukti atau teori yang spesifik.
d)     Rumusan masalah biasanya terlihat di akhir paragraf pertama dalam sebuah karya tulis ilmiah.
e)      Tema terkadang berubah pada waktu proses penulisan. Jadi dibutuhkan revisi untuk merefleksikan kenyataan yang dipermasalahan pada penelitian.
f)       Hipotesis penelitian. Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara atau dugaan jawaban yang paling memungkinkan walaupun masih harus dibuktikan dengan penelitian. Dugaan jawaban sementara ini pada prinsipnya bermanfa’at membantu peneliti agar proses penelitiannya lebih terarah.

6.      Metode penelitian. Kualitas hasil penelitian tergantung dari data yang didapat disamping proses pengolahan yang dilakukan. Pada bagian ini,cukup dijelaskan secara ringkas karena secara detail akan dijelaskan ulang pada bab khusus”laporan penelitian yang sebenarnya”
7.      Tinjauan pustaka. Idealnya,dapat mengetahui hal-hal apa yang telah diteliti dan yang belum. Sehingga tidak terjadi duplikasi penelitian. Uraian dalam tinjauan pustaka dijadikan rujukan dalam perumusan kerangka berpikir,yang sepenuhnya digali dari bahan yang ditulis oleh ahli dibidang ilmu yang berhubungan dengan penelitian.
8.      Kerangka pemikiran. Seluruh kegiatan penelitian,mulai dari tahap awal sampai tahap akhir harus merupakan satu kesatuan kerangka pemikiran yang utuh dalam rangka mencari jawaban ilmiah terhadap masalah yang diteliti. Kerangka ini dibuat dalam suatu skema sehingga isi penelitian dapat diketahui dengan jelas. Dianjurkan kerangka pemikiran ini dilengkapi dengan penjelasan secara narasi. Kerangka pemikiran sepenuhnya menjadi milik peneliti,dengan mempertimbangkan informasi yang dirumuskan dalam tinjauan pustaka,kemudian dijadikan rujukan dalam kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan.
9.      Tujuan dan kegunaan
10.  Garis-garis besar isi tesis

b.      Bab-bab penguraian
Memuat hasil penafsiran dan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan yang merupakan jawaban terperinci
c.       Bab penutup
a.       Kesimpulan
Yang ringkas,padat,dan tegas. Kesimpulan ini harus merupakan jawaban yang tegas terhadap pokok masalah.
b.      Saran

Sebelum kita menuju pada penulisan karya ilmiah ada baiknya jika kita mulai                          terlebih dahulu dari yang paling sederhana, menyusun karangan. menyusun karangan bukan berarti sekedar menyusun dengan bebas, adakalanya kita perlu langkah-langkah yang berurutan agar terbiasa sehingga mudah dalam mengembangkantulisan
Ada 2 macam karangan yaitu karangan yang bersifat fiksi dan karangan yang bersifat nonfiksi. fiksi lebih kearah khayalan sedangkan nonfiksi lebih kearah kejadian nyata (benar-benar terjadi). Penulisan karya tulis merupakan salah satu contoh karangan nonfiksi karena kejadiannya yang benar-benar dialami, atau dikerjakan. sedangkan karangan fiksi contoh realnya adalah cerita pendek yang terkadang berupa cerita yang tak mungkin terjadi. Pada dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan. kali ini kita coba tinjau terlebih dahulu langkah-langkah menyusun karangan satu per satu
a)      Menentukan tema dan judul
b)      Mengumpulkan bahan
c)      Menyeleksi bahan
d)     Membuat kerangka

B.     Penentuan judul
Judul Merupakan cermin dari jiwa seluruh pemikiran yang dituangkan dalam bentuk tulisan. Pada umumnya judul disusun berdasarkan masalah yang telah ditetapkan.Oleh karena itu,judul ditulis dalam kalimat yang menarik,serta mencerminkan isinya: deskriptif,atau eksplanatif,atau prediktif.

C.     Pengumpulan bahan
Tekhnik pengumpulan bahan:
1.      Tekhnik wawancara
Tujuannya untuk memperoleh kontruksi yang terjadi sekarang tentang orang,kejadian,aktivitas,perasaan,motivasi dan sebagainya; rekontruksi keadaan tersebut telah terjadi pada masa lalu; proyeksi keadaan tersebut yang diharapkan terjadi pada masa yang akan datang; dan verifikasi,pengecekan dan pengembangan yang telah didapat sebelumnya( Lincolm & Guba,1985).
Fungsi wawancara:
·            Sebagai strategi utama dalam mengumpulkan data
·            Sebagai strategi penunjang

2.      Tekhnik observasi
Yaitu, mengenal,turut serta dan mengamati aktivitas-aktivitas manusia kemudian berusaha melukiskan situasi dan apa yang terjadi disana. Setelah itu, menentukan fokus penelitian dengan menyempitkan pengumpulan datanya. Dan menyempitkan lagi penelitiannya dengan melakukan observasi selektif sampai akhir pengumpulan data

3.      Angket
Yakni suatu pengumpulan data dengan memberikan daftar pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pernyataan tersebut.

4.      Tekhnik dokumentasi
Mengumpulkan bahan dari sumber non manusia. Terdapat alasan mengapa digunakan sumber ini yakni sumber ini selalu tersedia dan murah/efisien.

5.      Analisis data
Proses pengaturan secara sistematis  bahan-bahan yang telah didapat untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut  agar dapat dipresentasikan kepada oranglain (Bogdan dan Biklen,1982)

D.    Penulisan Karya Ilmiah
a.       Bagian awal
1.      Halaman sampul
2.      Halaman judul
3.      Abstrak
4.      Halamn persetujuan pembimbing
5.      Halaman pernyataan penulis
6.      Halaman pengesahan
7.      Halaman pengantar
8.      Daftar isi

b.      Bagian inti
1.      Bab I Pendahuluan
2.      Bab II Kajian Pustaka
3.      Bab III Metode penelitian
4.      Bab IV Hasil penelitian
5.      Bab V Pembahasan


c.       Bagian penutup
1.      Daftar pustaka
2.      Pernyataan keaslian tulisan
3.      Lampiran
4.      Riwayat hidup singkat penulis

E.     Penyempurnaan karya ilmiah
a.       Bagian isi
Isi bagian ini sangat bervariasi, lazimnya berisi kupasan,argumentasi,pendirian atau sikap penulis mengenai masalah yang dibicarakan. Banyak sub tidak ditentukan, tergantung kecukupan kebutuhan penulis menyampaikan pikiran-pikiran.  Dengan sistematika yang logis, sejauh mungkin menjauhi sikap tertutup. Walaupun demikian,perlu dijaga agar tampilan tidak terlalu panjang.
b.      Bagian bahasa
Ciri-ciri bahasa ilmiah adalah obyektif,jelas,cermat,dan konsisten. Pernyataan yang bersifat ambigu. Karna bahasa ilmiah adalah bukan bahasa dakwah atau bahasa popular dan jauh dari bahasa pasaran atau bahasa gaul.
Harus diperhatikan penggunaan  huruf capital,huruf kecil,tanda koma,tanda titik,tanda hubung,dan tanda baca lainnya. Kata asing yang belum menjadi kosa kata bahasa Indonesia hendknya ditulis dengan huruf miring.
c.       Bagian teknik penulisan
a.       Teks (bagian tubuh penulisan)
1.      Pengaturan margin
a.       Margin kiri dan atas, 4 cm dari kertas
b.      Margin kanan dan bawah, 3 cm dari ujung kertas
c.       Tidak timbale balik
2.      Pengaturan posisi judul halaman-halaman judul
a.       4cm dari ujung atas kertas
b.      Semua judul diketik dengan huruf capital dan ditebalkan
3.      Jarak spasi antarbaris dan jarak ketukan antar kata
a.       Jarak antar nomor bab dengan judul bab adalah 2 spasi
b.      Jarak judul bab dengan sub bab adalah 4 spasi . dan jarak subbab dengan baris pertama teks adalah 2 spasi
c.       Teks diketik dengan jarak exactly 24pt. untuk menjaga kerapian teks
d.      Abstrak,riwayat hidup dan keterangan lain dilampirkan ,diketik 18pt
e.       Daftar pustaka diketik dengan jarak 12pt dan diakhiri dengan titik.
f.       Antara setiap kata dengan kata berikutnya berjarak 1 ketukan.














BAB III
Penutup

A.    KESIMPULAN
     Karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang disusun berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukan dalam bentuk makalah,dan tesis. Adapun bahasa yang digunakan adalah bahasa ilmiah yang obyektif dan jelas.Menyusun atau membuat karya tulis ilmiah merupakan suatu rangkaian kegiatan mengungkapkan hasil pemikiran dalam bentuk tulisan dengan memenuhi criteria dan etika penulisan ilmiah.

B.     SARAN
Ø  Tidak boleh berat sebelah
Ø  Ciptakan suasana yang nyaman dalam berdiskusi
Ø  Menerima pendapat yang ada dari kelompok lain
Ø  Perbanyak membaca

Tidak ada komentar:

Posting Komentar